Athalia Shalom Pastika Ungkap Perasaan Tersembunyi Korban Perundungan ke Dalam Buku
Dia ingin membantu mereka yang merasa sendirian dan tidak dipahami oleh orang lain.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pada usia yang masih sangat muda, 14 tahun, Athalia Shalom Pastika sudah memiliki pemikiran yang dewasa dan peduli terhadap isu yang sangat penting, yaitu perundungan.
Sebagai pelajar SMP Eksperimental Mangunan Yogyakarta, Atha, panggilan akrabnya memutuskan membuat proyek sekolah yang bertema perundungan. Hasilnya adalah sebuah buku berjudul Tak Perlu Serupa, sebuah karya yang sangat personal dan menyentuh.
Dalam buku ini, Atha ingin mengungkapkan perasaan-perasaan yang tersembunyi dan tidak terungkapkan oleh korban perundungan. Dia ingin membantu mereka yang merasa sendirian dan tidak dipahami oleh orang lain.
"Saya ingin membersamai pembaca dan menguatkan mereka agar berani menjadi diri sendiri," kata Atha melalui keterangan tertulisnya Kamis (10/10/2024).
Sangat kompleks
Atha sadar bahwa perundungan adalah isu yang sangat kompleks dan tidak dapat dipecahkan dengan mudah. Namun, dia percaya dengan membahas dan mengungkapkan perasaan-perasaan yang tersembunyi, dapat memulai proses penyembuhan dan pemahaman yang lebih baik.
"Saya tidak ingin menggurui atau memberikan solusi, tapi saya ingin menjadi teman bagi mereka yang merasa sendirian," tambahnya.
Buku Tak Perlu Serupa adalah hasil dari eksplorasi Atha terhadap perasaan-perasaan yang tersembunyi. Dia ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki perasaan yang unik dan tidak dapat dibandingkan dengan orang lain. "Kita tidak perlu serupa dengan orang lain, kita adalah kita sendiri," kata Atha.
Pada acara bedah buku yang diadakan Kamis (10/10/2024) di Kafe Selonjor Jalan Mangkubumi 51 Yogyakarta, Atha berbagi isi bukunya dengan para pembaca. Dia berharap buku dan acara bedah bukunya bermanfaat bagi mereka yang merasa sendirian dan tidak dipahami.
Proses penyembuhan
Atha juga mengajak para pembaca berkomunikasi lebih lanjut melalui akun Instagram @999cerita_kita. Buku dan acara bedah bukunya dapat menjadi awal dari proses penyembuhan dan pemahaman yang lebih baik terhadap isu perundungan.
Dalam usia yang masih sangat muda, Athalia Shalom Pastika sudah menunjukkan kemampuan dan kepeduliannya terhadap isu yang sangat penting. Buku Tak Perlu Serupa adalah bukti bahwa setiap orang dapat membuat perbedaan, tidak peduli usia atau latar belakangnya. (*)