Asmara Terlarang Perangkat Dusun Berujung Demo

Asmara Terlarang Perangkat Dusun Berujung Demo

KORANBERNAS.ID – Panah asmara memang tidak pandang bulu, bisa mengenai siapa saja. Setidaknya inilah yang dialami SP, seorang perangkat dusun di Desa Tirtomulyo Kecamatan Kretek Bantul.

Namun kisah asmara itu berujung demo. Bahkan yang bersangkutan dituntut mundur oleh warganya saat menggelar aksi unjuk rasa di balai desa setempat, Selasa (12/11/2019).

Warga membentangkan beragam poster berisi penolakan dipimpin oleh SP. Demo berjalan aman di bawah pengawalan aparat kepolisian dan Satpol PP Pemkab Bantul.

Usai membentangkan poster, warga diterima jajaran Muspika dan melakukan dialog termasuk dengan Lurah Desa Tirtomulyo,  H Sujadi.

Nurina, tokoh Karang Taruna mengatakan kasus  tersebut membuat warga malu. Seorang kepala dukuh harus bisa memberi contoh warganya namun ternyata justru menjalin asmara terlarang dengan seorang janda desa setempat  hingga berbadan dua.

“Kami sebelum ke balai desa sudah mendatangi dukuh untuk mempertanyakan masalah ini. Belum ada keputusan apapun, sehingga kami ke desa,” katanya.

Dukuh yang menjabat sejak 2008 tersebut juga dinilai sudah tidak mengindahkan nasihat warga.

Kendati ada penolakan selama ini hubungan itu terus berlanjut. Dukuh itu diketahui memiliki istri dan tiga anak sedangkan sang janda memiliki 2 anak.

Tokoh masyarakat Sukirmanto mengatakan mereka menggelar aksi demo karena beragam alasan yaitu alasan moral dan masalah keuangan. “Kami menuntut dukuh agar mundur,” katanya.

Menanggapi tuntutan itu, Lurah Desa H Sujadi akan menjatuhkan sanksi namun terlebih dulu berkonsultasi ke kecamatan dan pemerintah kabupaten.

“Sanksi akan kita jatuhkan jika sudah ada konsultasi dan hasilnya seperti apa,” katanya.

SP yang saat itu datang ke balai desa memang mengakui perbuatanya dan berjanji akan bertanggung jawab. Namun dirinya menolak mundur dari jabatan dukuh.

“Saya tidak akan mundur. Jika urusan perbuatan saya, akan saya pertanggungjawabkan. Biar Allah yang akan menghakimi,” katanya. (red)