Animpiade 2019, Ajang Berbagi Ilmu dengan Animator Ternama Hingga Jobfair

Animpiade 2019, Ajang Berbagi Ilmu dengan Animator Ternama Hingga Jobfair

KORANBERNAS.ID -- Lebih tiga puluh animator profesional Indonesia dipastikan ‘turun gunung’ untuk berbagi pengalaman dalam Festival Animasi Indonesia Animpiade 2019, di Lantai 2 Jogja Expo Center (JEC), Jumat-Minggu (11-13/10/2019). Mereka yang datang itu tidak hanya dari seputaran Jakarta dan Bandung yang selama ini dikenal sebagai ‘pabrik’ animator.

“Sudah ada 30 animator profesional dan terkemuka di Indonesia yang bakal mengisi talkshow ataupun master class di Animpiade 2019, diantaranya Gaga Nugraha pembuat computer graphics film Wiro Sableng, Adittoro dari The Little Giantz yang memproduksi Nusa dan Rara, hingga Chandra Endropoetra yang menggarap Si Unyil dan Petualangan Didi Tikus. Hadir juga animator internasional Dansky Tang yang merupakan dosen California Arts,” ujar Direktur Animpiade Hanitianto Joedo kepada rekan-rekan media, di Integral Coworking Space, Kamis (10/10/2019).

Joedo mengungkapkan, keseluruh animator tersebut hadir secara sukarela ke perhelatan Animpiade 2019. Mereka menyempatkan waktunya demi berbagi kisah dan pengalamannya, mulai dari segi produksi sampai pengolaan bisnisnya. Menurut Joedo, hal itu dilakukan para animator profesional tersebut demi memajukan dunia animasi di Indonesia.

“Selain di talkshow dan master class mereka juga siap diajak ngobrol dan berbagi kisah seputar dunia animasi. Ini kesempatan yang besar untuk mengulik ilmu dari animator profesional, jadi kalau lihat animator itu lagi jalan atau lihat-lihat bisa langsung disamperin aja,” tutur Joedo.

Animpiade 2019 kali ini menyajikan 7 rangkaian kegiatan, mulai dari talkshow, master class, kompetisi, pameran, klinik animasi, screening, dan jobfair. Tiga dari tujuh rangkaian itu pun bakal langsung dipegang animator profesional dan terkemuka di Indonesia.

Khusus Jobfair lanjut Joedo, ini merupakan pertama kalinya ada dalam rangkaian tahunan Animpiade. Tentunya, hal ini pun memberikan angin segar tersendiri bagi kalangan animator. Sebab memang tidak bisa dipungkiri, meski animasi di Indonesia sudah mulai berkembang sejak 1955 tidak pernah sekalipun diadakan Job Fair serupa. Menurutnya, Animpiade 2019 mencoba mewadahi seluruh kalangan pecinta animasi di Indonesia. Oleh karena itu lah, pihaknya menghadirkan Job Fair khusus animator di Animpiade 2019.

“Job Fair khusus animator hadir untuk menjawab kebutuhan industri animasi, kadang studio animasi butuh animator tapi bingung carinya di mana, padahal lagi butuh. Begitu pula sebaliknya, animator juga bingung cari studio animasi yang lagi butuh animator di mana,” paparnya.

Tercatat, tiga perusahaan besar animasi Indonesia pun telah mendaftarkan diri untuk berpatisipasi, yakni Kampoong Monster, Temotion, dan Studio Shoh Entertainment. Mereka sudah siap bersaing mencari serta menemukan bibit unggul animator Indonesia.

“Job Fair dipegang langsung oleh studio animasi masing-masing, jadi bisa saat itu juga langsung dinyatakan diterima atau tidak, bahkan bisa pula saat itu langsung diberikan project. Selain tiga studio animasi itu besok juga akan ada studio animasi dari Korea.” pungkasnya.

Sementara Dewan Penasihat Asosiasi Industri Animasi Indonesia (Ainaki) Muhammad Rif'an menambahkan, industri animasi sendiri saat ini sedang membutuhkani banyak animator. Angka yang harus digapai pun tidak main-main, yaitu mencapai 2000 animator. Sehingga, menurutnya Job Fair khusus animator ini memberikan peluang yang besar untuk para animator menemukan tempat kerjanya.

Animasi Indonesia kini memang belum bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Rif'an mencontohkan, Serial Nussa dan Rara dengan kualitas yang tergolong mumpuni itupun dari segi penghasilan tidak mampu bersaing dengan beberapa animasi kualitas rendah yang ada di layanan berbagi video Youtube. Hal ini berhubungan dengan biaya produksi yang tinggi yang tentu terkait dengan hasil yang bagus.

Tantangannya lumayan berat bagi pelaku animasi imbuh Rif'an, pelaku animasi mencoba menggempur dari berbagai sisi agar animasi indonesia itu bisa bersaing, agar masyarakat Indonesia itu tidak hanya menonton ipin-upin atau Doraemon.

"Namun animator Indonesia juga tidak sepenuhnya berusaha untuk lebih baik dari kedua animasi produk luar tersebut, tetapi masih dalam tahapan berusaha memberikan variasi tontonan karya animator indonesia yang beragam dan banyak bagi masyarakat Indonesia," imbuhnya.

Seluruh kegiatan Animpiade 2019 itu dibuka secara umum dan gratis. Semua kalangan boleh ikut bergabung, mulai dari anak-anak sampai profesional sekalipun. Bahkan, Animpiade 2019 pun telah menyiapkan kegiatan khusus kepada anak-anak sebagai bentuk pengenalan dunia animasi, salah satunya lewat workshop menggambar dan nonton bareng.

Lanjut Rif'an, Animpiade 2019 merupakan festival yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, terlebih bagi kalangan pecinta animasi. Sebab, hadirnya 7 rangkaian kegiatan Animpiade 2019 dapat menambah pengalaman sekaligus wawasan seputar dunia animasi.

Misalnya melalui Master Class, kegiatan ini merupakan kelas spesial bagi publik untuk belajar langsung dengan animator profesional yakni Chandra Endropoetro, Sutradara & Penulis cerita animasi dari Temotion, Bambang Bambi Gunawan Santoso, animator Studio Shoh Entertainment, dan Daniel Harjanto, Director, Produser, Sutradara, Technical Director Brown Bag Films.

Talkshow Animpiade membuka ruang diskusi dengan publik mengenai isu-isu yang ada di seputar industri animasi. Talkshow terbagi menjadi tujuh sesi. Pada hari pertama terdapat tiga sesi dengan tema “Profesi dan Bisnis Animasi”, “Pendidikan Animasi”, dan “Asosiasi-Komunitas-Festival Animasi” bersama 12 narasumber yang berasal dari animator, anggota asosiasi, komunitas, pelaku bisnis, dan akademisi.

Sedangkan hari kedua terdapat empat sesi yang menjelaskan soal pra produksi, produksi, pasca produksi, dan teknologi animasi. Klinik animasi merupakan tempat pengunjung konsultasi masalahnya seputar produksi animasi yang akan dijawab langsung oleh animator-animator ahli.

Terdapat juga rangkaian acara lainnya yang bisa dinikmati seperti Pameran dan screening, kompetisi speeds modelling 3D, dan Job Fair Animasi. Pameran dan screening merupakan acara di mana para animator menunjukkan karya terbaik mereka kepada pengunjung.

Kompetisi speeds modelling 3D merupakan lomba paling cepat membuat model 3D. Selain itu, terdapat job fair animasi untuk membantu para animator berbakat bertemu dan melamar pekerjaan di perusahaan besar animasi seperti Temotion, Kampoong Monster, dan Studio Shoh Entertainment.

Selanjutnya, demi memperkenalkan dunia animasi, Tim Festival Animasi Indonesia Animpiade 2019 jajaki berbagai daerah. Selama satu bulan penuh, pada Oktober mereka mendatangi Jambi, Padang, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Manado, Bandar Lampung.

Hal ini tidak hanya untuk sekadar mengenalkan animasinya saja, melainkan juga mengenai sisi-sisi lain yang bisa dikerjakan oleh seorang animator. Alhasil pihaknya juga menerangkan mulai dari pra produksi hingga pengelolaan bisnisnya. (red)