Angka Kunjungan Stagnan, Inovasi BOB Digenjot
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Angka kunjungan di kawasan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) selama tiga tahun terakhir mengalami stagnansi. Sejak 2017 angka kunjungan wisata tidak lebih dari 1,2 juta per tahun.
Persoalan ini terjadi karena tidak adanya produk-produk wisata yang baru. Akibatnya wisatawan enggan kembali datang ke Joglosemar.
"Perlu membentuk produk baru untuk meningkatkan angka kunjungan wisata," papar Direktur Destinasi Pariwisata Badan Otoritas Borobudur (BOB), Agustin Parangin Angin di Mang Engking, Selasa (17/12/2019).
Menurut Agustin, semua destinasi wisata di DIY dan Jateng saat ini dalam posisi berkembang. Namun tidak ada produk baru lagi sehingga ditingkatkan lagi untuk menambah pertumbuhan kunjungan wisata.
Penambahan fasilitas dan produk baru dibutuhkan agar lenght of stay atau lama tinggal wisatawan semakin bertambah. Salah satunya dengan keberadaan Yogyakarta International Airport (YIA) yang dinilai jadi magnet untuk menambah jumlah wisatawan.
Sebab semakin lama tinggal wisatawan akan lebih banyak membelanjakan uangnya. Untuk bisa membuat mereka lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan uangnya maka perlu disiapkan paket-paket wisata menarik.
"Dengan kapasitas (YIA) yang luar biasa besarnya itu diharapkan dapat menambah dan mendatangkan turis lebih banyak," ungkapnya.
Selain paket wisata, lanjut Agustin, penataan infra struktur dan sarana juga harus dilakukan. Hal ini penting karena infrastruktur dan sarana menjadi pertimbangan wisatawan khususnya mancanegara.
"Infrastruktur dan sarana yang tertata akan membuat wisatawan betah berlama-lama disini," jelasnya.
Sementara Direktur Utama BOB Indah Juanita mengungkapkan selama tahun 2019, pihaknya melakukan memajukan sektor wisata di wilayah kabupaten Magelang, Kulon Progo dan Purworejo (Gelang Projo). Diantaranya dengan menambah beberapa destinasi wisata baru seperti De Loano di Purworejo, Nglinggo di Kulon Progo dan pasar Menoreh di Magelang.
Pada tahun 2020 BOB akan terus berupaya melahirkan destinasi wisata baru dengan konsep baru. Upaya ini sejalan dengan tujuan memperpanjang waktu lama tinggal wisatawan. Banyaknya destinasi dengan konsep yang berbeda wisatawan dapat mengunjungi seluruh destinasi secara berurutan.
"Borobudur ibarat lampu besar yang mengundang laron, maka perlu disiapkan baskom untuk menangkapnya. Agara lebih banyak laron yang datang maka perlu diciptakan lampu-lampu baru dan baskom-baskom baru untuk menangkapnya," imbuhnya.(yve)