Angka Kemiskinan Ditargetkan Turun Menjadi 7,5 Persen
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dinas Sosial Kabupaten Sleman melaksanakan pengarahan bagi pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Selasa (28/2/2023) di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, sekaligus menyerahkan SK kepada perwakilan pendamping sosial PKH.
Bupati Kustini menyampaikan pendampingan sosial program PKH ini menjadi upaya mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut dia, upaya penurunan kemiskinan membutuhkan kerja sama dan komitmen dari setiap pemangku kepentingan. Bupati pun mengajak pendamping PKH berperan lebih untuk mencapai target penurunan kemiskinan.
“Melalui kesempatan ini saya mengajak rekan-rekan pendamping PKH memberikan pendampingan dan pelayanan terbaik bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH guna percepatan pencapaian tujuan program pengentasan kemiskinan,” kata dia.
Kustini juga menyampaikan apresiasi, angka kemiskinan berhasil turun sebesar 0,9 persen dari tahun 2021. Angka kemiskinan di Kabupaten Sleman di ahun 2022 mencapai 7,74 persen atau sebesar 98,93 ribu jiwa.
“Melalui kesempatan ini saya mengajak rekan-rekan pendamping PKH untuk memberikan pendampingan dan pelayanan terbaik bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH guna percepatan pencapaian tujuan program pengentasan kemiskinan. Sehingga diharapkan tahun ini kita dapat mencapai target penurunan KK miskin menjadi 7,5 persen. Saya optimistis persentase kemiskinan ini dapat terus ditekan dengan komitmen kita bersama,” kata Kustini.
Kepala Dinas Sosial Sleman Eko Suhargono melaporkan, pengarahan bagi pendamping sosial PKH ini merupakan tindak lanjut dari surat keputusan Direktur Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI tentang Pengangkatan Pendamping Sosial.
Hingga saat ini, Sumber Daya Manusia Pelaksana Program PKH di Kabupaten Sleman tercatat sebanyak 182 orang. “182 orang ini terdiri dari 180 orang pendamping PKH dan 2 orang koordinator tingkat Kabupaten,” jelas Eko.
Terdapat tiga orang pendamping PKH Sleman yang mutasi ke Kabupaten Klaten dan Kota Yogyakarta, namun juga terdapat 11 orang pendamping yang mutasi dari luar daerah ke Kabupaten Sleman.
Dia juga mengimbau para pendamping agar menjalankan tugas dengan hati. Dengan demikian akan timbul rasa kepedulian, sabar, dan tenang saat terjun di tengah masyarakat. (*)