Anggota DPR RI Sukamto Prihatin Angka Stunting DIY Tinggi

Anggota DPR RI Sukamto Prihatin Angka Stunting DIY Tinggi

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, merasa prihatin angka stunting di DIY relatif masih tinggi berkisar 14 persen. Dia pun mendorong semua kalangan khususnya instansi terkait melaksanakan pencegahan stunting sejak dini.

Di antaranya dengan memberikan pembekalan kepada generasi muda, sejak pranikah mereka harus dibekali informasi yang cukup. Usia menikah sebaiknya minimal perempuan 19 tahun dan laki-laki 21 tahun.

“Jangan sampai usia menikah di bawah itu. Menikah terlalu muda rawan mengakibatkan lahirnya bayi stunting,” ujarnya saat sosialisasi  Program Bangga Kencana yang diadakan bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Griya Sukamtan Dusun Purwosari Sunduadi Mlati Sleman, Senin (14/3/2022).

Di hadapan kader KB se-Kabupaten Sleman, anggota Fraksi PKB DPR RI ini menilai sosialisasi usia menikah bagi anak muda penting dilakukan. Tak hanya itu, dia juga mengajak generasi muda  mempersiapkan diri sejak sebelum menikah. Ini dimaksudkan agar setelah menikah kondisi kesehatan fisik mereka aman.

Dengan begitu, bayi yang dilahirkan bebas dari risiko stunting. Adapun stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan sehingga  menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dalam kesempatam itu Sukamto mendukung berbagai program dan kegiatan BKKBN khususnya mewujudkan keluarga berkualitas dengan cara mencegah terjadinya stunting sejak dini.

Ini bagian dari upaya mewujudkan Indonesia bebas dari stunting 2030. Adapun caranya dengan memberikan asupan makanan.

Bila upaya itu terwujud, lanjut dia, diyakini mampu melahirkan generasi unggul dan sehat sekaligus menciptakan dan menyiapkan generasi bangsa yang cerdas. “Generasi cerdas dan bebas dari stunting berperan dalam membentuk masa depan bangsa. Dengan generasi yang cerdas, Indonesia bisa bersaing dengan negara lain,” ucapnya.

Sukamto mengapresiasi berbagai program BKKBN di daerah misalnya penyaluran vitamin, biskuit gizi dan obat-obatan bagi ibu dan anak yang menderita stunting.

Adapun narasumber sosialisasi adalah Inspektur Wilayah II BKKBN Sunarto, Widyaiswara Ahli Utama BKKBN DIY serta Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3A dan P2KB) Kabupaten Sleman, Suyudi.

Ketiganya sepakat untuk menekan angka stunting demi mewujudkan  Indonesia bebas dari stunting. Tidak ada acara lain kecuali program Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Bangga Kencana harus didukung semua elemen masyarakat. (*)