Anak Muda Ingin Pemilu 2024 Asyik

Kkami tidak ingin ada pemilu yang rusuh, kami bosan.

Anak Muda Ingin Pemilu 2024 Asyik
Dialog kebangsaan di Rumah Jawa Apik Guesthouse and Resto Bantul, Jumat (22/9/2023) malam. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Komunitas Muda Rumah Jawa Apik (RJA) bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DIY menggelar dialog kebangsaan dengan tema 2024 Akankah Kita Berpesta dengan Sukacita?

Kegiatan ini berlangsung di Rumah Jawa Apik Guesthouse and Resto Jalan Menayu Lor 2 Kalurahan Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Jumat (22/9/2023) malam.

Peserta sejumlah 100 orang terdiri dari anak muda  dari unsur  pelajar dan mahasiswa lintas kampus, lintas organisasi mahasiswa, lintas organisasi pemuda DIY dan lintas agama.

Adapun narasumber H Sidik Pramono MSi selaku Ketua FKUB DIY, Romo Agustinus Daryanto SJ sebagai Pembina Mahasiswa Katolik Yogyakarta serta Eric Tauvani Somae SHI MH Wakil Bendahara PP Muhammadiyah.

Peserta Dialog Kebangsaan di Rumah Jawa Apik. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Acara dialog kebangsaan ini juga diisi penampilan band, teater, tari daerah dan hadroh yaitu musisi Rakanda Samudro Kinasih, Asik Band, seni tari dari DANA, kelompok musik Minority dan teater ISI.

Ketua panitia David Guntur Aji mengatakan dialog kebangsaan dimaksudkan agar semua pihak termasuk kalangan muda turut berkontribusi menciptakan pemilu yang damai dan rukun.

“Ini adalah pesta demokrasi, maka namanya pesta harus gembira. Pemilu harus asyik dan kami tidak ingin ada pemilu yang rusuh, kami bosan kondisi seperti itu. Mari bersama kita ciptakan pemilu damai walaupun kita berbeda pilihan tetap saling menghormati. Sebab berbeda pilihan adalah hal yang wajar,” kata David.

Jangan sampai perhelatan pemilu menjadikan perpecahan di masyarakat. Pemilu perlu disambut senang sebagai sarana memilih pemimpin sesuai hati nurani.

ARTIKEL LAINNYA: Separuh Hidupnya untuk Seni Rambut Gimbal

Sidik Pramono mengatakan dialog kebangsaan adalah suatu kegiatan untuk memberi edukasi  kepada generasi muda. Apalagi dari sisi bonus demografi, lebih dari 30 persen pemilih pemilu 2024 adalah kalangan muda.

“Edukasi tentang pemilu damai ini diharapkan bisa disebarluaskan di lingkungan masing-masing,” kata Sidik.  Agar persatuan tetap terjaga dan jangan sampai pemilu menjadi ajang perpecahan sesama anak bangsa.

“Saya juga mengimbau seluruh tokoh agama untuk mengedukasi umatnya masing-masing walau berbeda pilihan agar tetap rukun. Saya juga meminta, tempat-tempat ibadah dinetralisir (steril - red) dari berbagai macam kegiatan politik,” katanya.

Termasuk dengan berbagai alat peraga kampanye agar jangan sampai dipasang di tempat ibadah. (*)