Alwat Mulai Dibuka, Pedagang Gembira
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Alun-alun Wates (Alwat) resmi mulai dibuka, Selasa (28/9/2021). Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melalui Gugus Tugas Covid-19 Kulonprogo bersama warga masyarakat seputar alun-alun berkoordinasi untuk pembukaan Alwat ini.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kulonprogo, Fajar Gegana, yang sekaligus Wakil Bupati Kulonprogo, mengatakan aktivitas uji coba kuliner dibatasi hanya sampai pukul 21.00 WIB dengan kapasitas maksimal 50 persen. Uji coba ini merupakan kebijakan dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kulonprogo.
“Dalam taraf uji coba ini sesuai Intruksi Mendagri tentang PKL boleh berjualan. Pada masa uji coba ini tidak diperkenankan ada kegiatan rekreasi, olahraga, termasuk aktivitas permainan anak-anak,” kata Fajar Gegana, Rabu (29/9/2021) petang.
Pedagang kuliner yang berjualan dibagi menjadi dua shift menurut jenisnya, yaitu pagi hari mulai pukul 06.00 sampai 14.00 dan sore hari mulai pukul 15.00 sampai 21.00. Tiap pedagang membatasi kapasitas makan di tempat atau dine in 50 persen.
Fajar menerangkan, pembukaan Alwat juga ada evaluasi yang dilakukan oleh jajarannya dengan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kulonprogo bersama Satpol-PP Kulonprogo.
Para pelaku usaha yang sudah diberikan kesempatan membuka lapaknya di Alwat juga diminta untuk senantiasa menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19, seperti memakai masker mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Saat ini kita fokus untuk kepentingan kuliner dulu. Kapasitas untuk makan di tempat yang tadinya tidak teratur, kita minta agar maksimal 50 persen. Kita libatkan pihak Satpol-PP Kulonprogo, Polisi, dan TNI untuk melakukan pemantauan protokol Covid-19," terang Fajar .
Pembukaan Alwat juga masih dalam rangka uji coba. Uji coba dilaksanakan selama periode Rabu (29/9/2021) sampai dengan 4 Oktober 2021 mendatang. Uji coba dikhususkan untuk pedagang kuliner.
Sementara itu, sejumlah pedagang kaki lima yang diperbolehkan berdagang di kawasan Alwat menyambut baik kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemkab Kulonprogo. Salah satu pengurus Alwat menyatakan, sejak kawasan itu ditutup pada 3 Juli 2021 lalu, pedagang dihantui kecemasan soal bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari mulai mengurusi makan sehari-hari, biaya pembelajaran jarak jauh anak, sampai dengan cicilan yang harus dibayar.
"Alun-alun Wates menjadi sumber tempat pokok kami mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ketika kami terpaksa berjualan di luar kawasan Alwat, ya tetap ada yang beli, namun tidak selaris saat berdagang di Alwat," terang Bimo Prasetyo, salah seorang pedagang. (*)