Ada Lukisan Mural, Kawasan Kumuh Pecinan Baledono Kini Jadi Tujuan Wisata Selfie

Ada Lukisan Mural, Kawasan Kumuh Pecinan Baledono Kini Jadi Tujuan Wisata Selfie

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Kawasan pertokoan di jalan Ahmad Yani yang berada di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo ini sering disebut sebagai pecinan. Belakang pecinan merupakan pemukiman penduduk. Antara toko dengan rumah warga dibatasi dengan tembok setinggi 3 meter. Tembok-tembok pecinan yang berada di wilayah RW 04 itu tampak kumuh.

Pemandangan tak sedap tersebut oleh Bramantyo selaku ketua Aspan (Anak Sekitar Pantok) kini disulap menjadi kawasan yang indah dengan lukisan mural. Pantok adalah nama tempat di perempatan selatan Baledono RW 4, tepatnya tempat berdirinya patung WR Supratman.

Kreatifitas warga RW 04 Kelurahan Baledono itu patut diacungi jempol. Pasalnya, mereka telah memperindah wilayahnya dengan lukisan mural di sepanjang tembok pecinan bagian belakang.

Di tangan Bramantyo, tembok pecinan sepanjang sekitar 300 meter setinggi 3 meter yang tampak usang dan tidak terawat itu sekarang telah disulap menjadi kawasan bersih, asri dan indah. Lukisan mural tersebut bertemakan kebudayaan, flora fauna, lingkungan hidup, kebangsaan dan pariwisata.

Lokasi yang di gadang-gadang menjadi menjadi icon wisata selfie baru di Purworejo ini penggarapannya dimulai dari Buh Menceng. Dari Buh Menceng inilah pengunjung disuguhi lukisan selamat datang, dilanjutkan dengan lukisan yang menggambarkan kerukunan umat beragama, berupa sosok dari berbagai agama di Indonesia yang sedang berdiri bersama. Kemudian, di depan Sekolah PAUD dan TK, lukisan mural bertemakan tokoh kartun.

Bramantyo, seniman lukis Purworejo asal Kelurahan Baledono ini, mengatakan jika dirinya bersama seniman lukis asal Baledono lainnya ingin membuat lukisan mural yang berbeda dengan melukis di tembok yang cukup panjang.

 

“Nantinya pada bagian jalan juga akan kita lukis dengan gambar tiga dimensi. Semoga nanti bisa menjadi destinasi wisata selfie yang menarik bagi warga Purworejo,” ujar Bramantyo kepada koranbernas.id, Selasa (18/8/2020) sore.

Bramantyo mengaku ide pembuatan lukisan mural sudah lama tetapi terganjal dana, sehingga tidak bisa langsung dilaksanakan.
"Pak RW kemudian mengusulkan ke Pak Lurah dan disambut baik. Maka melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan Pokmas (kelompok masyarakat) memberi bantuan untuk pembuatan lukisan mural tersebut,” terang pelukis otodidak tersebut.

Menurut Bramantyo, pemilik toko juga memberi dukungan dana. Sedangkan proses pengerjaannya dilakukan warga. Yakni, dengan menambal tembok yang retak atau tembok yang terkelupas semennya. Setelah tembok rapi, baru dicat dengna warna putih. Setelah itu barulah proses melukis mural.

Meski pengerjaan lukisan mural tersebut baru mencapai 30 persen, namun masyarakat sudah berbondong-bondong melakukan foto selfie di tempat tersebut.

 

"Tak hanya masyarakat biasa yang hadir, tokoh-tokoh penting di Kabupaten Purworejo juga hadir. Mereka adalah Bupati Purworejo Agus Bastian dan Bakal Calon Wakil Bupati dari Partai Nasdem, Kusnomo, sudah meninjau lukisan mural tersebut. Untuk Wakil Bupati Yuli Hastuti juga merencanakan meninjau lukisan mural tersebut," ujarnya.

Peningkatkan Ekonomi

Ketua RW 4 Kelurahan Baledono, Mohtar, menyambut baik karena dengan adanya lukisan mural menjadikan lingkungan tumbuh bersih dan asri.

 

"Sebagai destinasi wisata diharapkan mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Kami akan membuat event seperti lomba-lomba guna meramaikan tingkat kunjungan," terang Mohtar.

Selain itu, Hikmah Setiawan, dari lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan Baledono dan kelompok masyarakat (Pokmas) menyambut baik pembuatan lukisan mural tersebut.
Hikmah berharap kelurahan Baledono punya potensi untuk pemberdayaan warga. Pihaknya melihat kesempatan atau peluang tembok kumuh dipoles menjadi lukisan mural, nantinya sebagai wisata selfie dan dibuat viral dengan gambar yang bertema.

"Kami akan berupaya menggali potensi di setiap RW. RW 4 sudah dengan lukisan mural, disusul RW 5 memiliki aliran sungai akan di optimalkan dengan wisata dayung. Kapalnya akan berbentuk bebek atau angsa," beber Hikmah.

Yang terpenting, lanjutnya, bagaimana semua potensi difungsikan. Dan peluang-peluang yang bisa dijadikan destinasi wisata akan segera digarap. (eru)