Beulangong Kambing Khas Aceh Menu Favorit Silaturahmi Warga Perumahan PKJ Depok

Beulangong Kambing Khas Aceh Menu Favorit Silaturahmi Warga Perumahan PKJ Depok

KORANBERNAS.ID, DEPOK --  Penggunaan elpiji untuk memasak awalnya hanya di perkotaan kemudian melebar ke pedesaan. Masyarakat di perdesaan yang semula menggunakan bahan bakar kayu pun dengan setengah terpaksa pindah elpiji, karena sebenarnya  bahan bakar kayu melimpah dan tidak perlu membeli.

Sampai pemerintah pun mengeluarkan elpiji bersubsidi dengan harga murah yang dikenal dengan gas melon karena tabungnya bulat pendek berwarna hijau muda seperti buah melon.

Minggu silam, di belakang balai RW 031 perumahan mewah Pesona Kahyangan Juanda (PKJ) Kelurahan Mekarjaya Kota Depok Jawa Barat tiba-tiba ada seorang pria memasak menggunakan kayu bakar. Tungkunya besar sehingga apinya menyala garang.

Yang memasak pun bukan orang sembarangan. Jarnawi, warga perumahan asal Aceh itu dengan sukacita menyiapkan beulangong kambing, salah satu hidangan khas Aceh.

Hari itu warga PKJ menyelenggarakan pertemuan silaturahmi warga semacam "pesta rakyat". Hidangannya mengambil sejumlah masakan khas berbagai daerah di Nusantara. Antara lain daging masak merah khas Banjar, mi Aceh, sambal mangga, bingke Kalimantan Barat. Ada pula empek-empek khas Palembang.

"Empek-empeknya pun dikirim dari Palembang hingga citara sanya asli Palembang," kata salah seorang panitia kepada koranbernas.id di sela-sela ingar ingarnya pesta yang dimeriahkan musik tersebut.

Paling laris

Sebagai masakan khas yang jarang dijumpai, beulangong kambing khas Aceh menjadi salah satu menu favorit yang banyak dicari warga. Sebagaimana rata-rata masakan daerah Aceh, taste-nya pedas asam.

Uniknya disajikan bersama pisang kapok kuning yang masih belum masak benar atau mengkal. Meski berbahan pokok daging kambing, tetapi berkat kepiawaian juru masaknya dan aneka rempah-rempah yang dipakai, membuat masakan itu tak lagi berbau kambing.

Kenapa masakan itu dipilih menjadi salah satu menu unggulan, ya karena kesepakatan saja. Ternyata masakan itu menjadikan warga asal daerah lainnya penasaran mencicipinya.

Memasaknya memang asllnya menggunakan kayu bakar sehingga punya aroma khas. Sebagaimana gudeg Yogyakarta yang masih banyak dimasak dengan kayu bakar.

Di PKJ banyak fasilitas olahraga bagi warga. Di antaranya tenis lapangan, bulutangkis, senam, taekwondo, yoga dan tenis meja. Melibatkan warga mulai anak-anak, remaja, dewasa sampai lansia, berbagai venue tersebut dibangun permanen dengan dana swadaya.

Silaturahmi warga tersebut dihadiri hampir seluruh warga. Mulai anak-anak sampai lansia.

"Saya puas sekali. Semua hadir sehingga tidak ada lagi rasa capek  bersama ibu-ibu dan bapak-bapak mempersiapkannya," kata Hirma Hanum, pegiat masyarakat PKJ. Apalagi konsumsi tidak kurang, bahkan berlebih. Hari itu seluruh warga PKJ berbaur dalam canda dan tawa gembira. (*)