Ada 12 Potensi Bencana Alam di Wilayah DIY

Ada 12 Potensi Bencana Alam di Wilayah DIY

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki 12 potensi bencana alam yang tinggi.

Belajar dari gempa bumi 27 Mei 2006 yang menelan ribuan korban meninggal dunia maupun gempa bumi di Cianjur Jawa Barat dan sekitarnya pada 21 November 2022, Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rany Widayati, meminta Pemda DIY melaksanakan optimalisasi mitigasi bencana.

“Optimalisasi mitigasi bencana dilaksanakan di wilayah rawan bencana di DIY dengan peringatan dini dan membangun kesadaran masyarakat tentang kebencanaan,” ujarnya, Rabu (23/11/2022), di DPRD DIY.

Selain itu, lanjut dia, Pemda juga perlu melakukan sosialiasasi edukasi dan informasi tentang potensi bencana di DIY secara masif kepada masyarakat termasuk terhadap anak-anak khususnya di wilayah rawan bencana.

Rany yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DIY mengucapkan duka mendalam atas bencana gempa bumi di Cianjur Jawa Barat.

Seperti diketahui, merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 268 orang meninggal dunia dan 151 orang dinyatakan hilang. Terdapat  1.083 orang mengalami luka dan 58.362 orang mengungsi. Rumah rusak berat mencapai 6.570 unit, rumah rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.

“Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi masyarakat Cianjur dan sekitarnya, semoga permasalahan pascagempa bumi segera tertangani dengan baik, sehingga dapat menekan korban jiwa lebih banyak lagi,” ucapnya.

Berbicara tentang bencana, menurut dia, Indonesia ibarat supermarket bencana, baik bencana alam maupun sosial. “Setiap saat kita mendengar setiap saat wilayah di Indonesia mengalami  banjir, tanah longsor, kekeringan, tsunami, kebakaran hutan, gempa bumi,” jelasnya.

Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) DIY, sepanjang tahun 2021 terjadi 338 kejadian tanah longsor, gempa bumi dengan jumlah 217 kejadian, sebagian besar atau 203 di antaranya gempa tidak terasa.

Kejadian bencana alam selanjutnya adalah angin kencang 148 kali, kebakaran permukiman dan bangunan 155 kali, kebakaran lahan 18 kali, banjir 11 kali, banjir lahar hujan tiga kali, letusan gunung api dua kali.

Sedangkan wilayah di DIY yang terdampak paling besar atas bencana alam adalah Kabupaten Kulonprogo yang mengalami 452 kejadian atau sebesar 25 persen.

Terbaru, bencana alam hidrometeorologi terjadi di Gunungkidul pada 19 November silam. Hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul menyebabkan tanah longsor. Dua orang meninggal dunia.

Berdasarkan data BPBD Gunungkidul, sebanyak 58 warga berada dalam pengungsian, terdiri terdiri atas 12 kepala keluarga, 34 dewasa, 17 anak-anak, dan 19 lansia. Sebagian besar pengungsi berasal dari dua rukun tetangga di Pedukuhan Blembem.

Dari data BPBD Gunungkidul, terjadi bencana hidrometeorologi di lima kapanewon yakni Semin, Karangmojo, Nglipar, Ngawen dan Patuk. “Potensi bencana yang cukup besar ini perlu menjadi perhatian kita semua,” tambahnya.

Adapun langkah-langkah penanggulangan bencana meliputi sebelum bencana terjadi atau mitigasi, kegiatan saat bencana terjadi berupa perlindungan dan evakuasi.

Sedangkan kegiatan tepat setelah bencana terjadi adalah pencarian dan penyelamatan, sementara kegiatan pascabencana berupa pemulihan, penyembuhan dan perbaikan atau rehabilitasi.

Itu semua, kata Rany, perlu dilakukan secara cepat, tepat, sinergis dan komprehensif antar-stakeholder. (*)