Ratusan Umat di Gunungkidul Sudah Merayakan Idul Fitri

Ratusan Umat di Gunungkidul Sudah Merayakan Idul Fitri
Sebagian umat Islam sudah mulai melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Aolia wilayah Padukuhan Panggang III Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, Jumat (5/4/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL--Ratusan umat Islam di Gunungkidul sudah mulai lebaran, Jumat (5/4/2024) pagi. Mereka melaksanakan sholat Ied di Masjid Aolia wilayah Padukuhan Panggang III Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, yang merupakan jamaah pimpinan KH Ibnu Hajar Sholeh atau akrab dipanggil Mbah Benu.

Shalat idul Fitri dimulai sekitar pukul 06.50 WIB. Setelah shalat langsung mendengarkan khotbah dari Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh. Setelah itu, mereka bersalaman dengan Mbah Benu secara bergantian. Namun sebagian langsung pulang. 

“Pesannya saling rukun jaga kesatuan dan persatuan. Jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah. Kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh,” kata Mbah Benu pada wartawan. 

Dikatakannya, dirinya meminta seluruh jamaah menjaga kerukunan antar sesama manusia. “Baiknya manusia saling menghormati jangan saling membenci. Tadi khotbah saya bilang, jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia, kalau saling bermusuhan,” ucap Mbah Benu yang mengaku lahir tahun 1941 ini.

Berdasarkan pengamatan wartawan, sekitar pukul 06.00 WIB, ratusan jamaah sudah datang ke Masjid Aolia. Gema takbir terus berkumandang untuk menyambut hari kemenangan. Sejumlah petugas kemanan dari organisasi kemasyarakatan, TNI/Polri menjaga keamanan dan ketertiban jamaah. 

Mbah Benu, mengaku untuk menentukan Idul Fitri dirinya menjalani proses spiritual. “Sing percoyo tak apiki, sing ora percoyo tak apiki (mau percaya saya baik, yang tidak percaya saya juga baik),” kata Mbah Benu.

Pihaknya mengaku tidak mengetahui jumlah jamaahnya. Namun demikian, dirinya mengklaim jamaahnya tersebar hingga ke luar negeri. 

“Iya semua, tetapi tidak hanya ini tetapi dimana-mana, terutama Masjid Aolia,” katanya. Diakui, dirinya tidak pernah menghitung jumlah jamaahnya. 

“Kalau jamaah itu tidak didaftar. Saya tidak tau jumlah jamaah saya. Banyak. Di Kalimantan ada, di Sulawesi ada, di Papua ada, di Inggris ada, juga di Malaysia, di India juga,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Gunungkidul, Sya'ban Nuroni mengatakan, sudah mendengar informasi ada shalat ied oleh jamaah di Masjid Aolia. Sebagai kantor milik semua agama, pihaknya akan memberikan pendekatan kepada jamaah tersebut.

“Ada sesuatu permasalahan, dalam agama Islam tentunya kita melakukan pendekatan kepada tokoh agama, agar pengamalan keyakinan, kemudian agar tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat,” kata Sya'ban.

Dia mengatakan, pendampingan akan memberikan edukasi kepada jamaah, untuk mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah. Pihaknya sudah mendatangi beberapa kelompok jamaah Masjid Aolia. 

“Kalau ini kan tidak lazim. Kalau satu atau dua hari biasa (perbedaan penentuan hari raya). Kalau ini kan lima hari. Tidak lazim,” kata dia. (*)