500 Pelajar SMPN 3 Purbalingga Ikuti Vaksinasi Massal

500 Pelajar SMPN 3 Purbalingga Ikuti Vaksinasi Massal

KORANBERNAS.ID, PURBALINGGA -- Mendukung program vaksinasi pelajar, SMP Negeri 3 Purbalingga menyelenggarakan vaksinasi massal, diikuti 500 pelajar di Aula sekolah setempat, Jumat (24/9/2021), dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat.

Kegiatan vaksinasi tahap pertama yang berjalan lancar ini terselenggara atas kerja sama SMPN 3 Purbalingga dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purbalingga dan RSUD Panti Nugroho.

"Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan DKK dan RSUD Panti Nugroho yang menyelenggarakan vaksinasi massal di SMPN 3 Purbalingga. Terima kasih pula kepada orang tua yang telah mengijinkan anak-anaknya divaksin," ujar Subarno S.Pd, Kepala SMPN 3 Purbalingga, kepada koranbernas.id di sela-sela vaksinasi massal di sekolahnya.

Jumlah peserta didik SMPN 3 Purbalingga pada tahun pelajaran 2021/2022 ini tercatat 776, tersebar di kelas 7, 8 dan 9. Berdasarkan pendataan sebelum vaksinasi dilaksanakan, sebanyak 200 lebih peserta didik telah divaksin di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.

Pada kesempatan kali ini, ada 500 peserta didik dari kelas 7, 8 dan 9 yang divaksin. Sementara ada beberapa yang belum bisa divaksin karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan dan usia di bawah 12 tahun. Khusus mereka yang belum divaksin karena kondisi kesehatan yang belum memungkinkan, maka setelah sehat akan diikutkan pada vaksinasi susulan.

Menurut Subarno, bagi yang sudah menjalani vaksinasi tahap pertama ini akan menjalani vaksinasi tahap kedua, antara tiga minggu hingga sebulan ke depan. Penyelengaraan vaksinasi massal untuk pelajar ini gratis.

Berdasarkan pantauan koranbernas.id, sebelum divaksin siswa yang datang ke sekolah diatur jam kedatangnnya per kelas, sehingga tidak smapai menimbulkan kerumunan. Kemudian dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu.

Kalau suhu tubuhnya normal, dilanjutkan cek data dan skrining. Jika ditemukan suhu tubuh di atas 37,5 drajat Celcius, sudah disiapkan tempat istirahat di ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Setelah istirahat, lalu diukur suhu tubuhnya kembali.

"Barangkali suhu tubuhnya panas karena habis naik motor dan panasan. Karenanya, jika ditemukan suhu tubuh di atas 3,75 derajat Celcius, anak harus istirahat dahulu. Demikian pula dengan pengecekan tensi darah. Apabila tensinya normal, dilanjutkan untuk skrining. Namun apabila tensinya rendah, anak tidak boleh divaksin," jelasnya.

Selain itu, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi klaster baru, pihak sekolah telah memberikan edaran kepada orang tua agar anaknya yang akan divaksin harus sehat, tidak demam, batuk dan pilek. Sebab jika ditemukan gejala tersebut, anak tidak boleh divaksin. (*)