29 Lurah di Bantul Siapkan Tempat Evakuasi

29 Lurah di Bantul Siapkan Tempat Evakuasi

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih mengatakan semua pihak harus melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi yang bisa melanda wilayah ini.

Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang diakibatkan fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat yang bisa menyebabkan banjir dan longsor serta adanya gelombang tinggi.

Terhitung mulai Jumat (14/10/2022) bupati memerintahkan 29 lurah yang wilayahnya rawan menyiapkan tempat evakuasi. Semua untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, misalnya harus evakuasi tidak bingung mencari tempat.

Adapun 29 kalurahan tersebut adalah Srimartani, Srimulyo, Wonolelo, Pleret, Wukirsari, Selopamioro, Girirejo, Imogiri, Karangtalun, Karangtengah, Sriharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo dan Banguntapan.

Kemudian, Bangunharjo, Guwosari, Sumbermulyo, Sidomulyo, Srigading, Parangtritis, Mangunan, Muntuk, Srihardono, Seloharjo, Wijirejo, Trimulyo, Poncosari, Trirenggo serta Argosari.

“Penyiapan ini adalah bentuk antisipasi. Dan kita telah menetapkan darurat bencana hidrometeorologi sejak 26 September hingga 25 Desember. Ini bisa diperpanjang mengingat informasi dari BMKG puncak hujan diperkirakan Februari hingga Maret 2023, meskipun bisa bergeser,” kata bupati di sela rapat komprehensif kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di gedung Induk Pemda Parasamya, Jumat (14/10/2022).

Rapat diikuti dari BMKG, BPBD Bantul, relawan, panewu dan lurah yang wilayahnya rawan bencana.

Selain itu, pada 29 kalurahan tersebut juga dibentuk  pos pantau becana yang difungsikan mulai hari itu juga. Pos pantau diberikan bantunan permakanan seperti gula, teh, kopi, minyak dan mi instan.

Bupatai juga sudah meminta Kepala Pelaksana BPBD untuk mengkoordinasikan semua lini kaitan antisipasi bencana. Seperti, menyiapkan perahu karet, senso (gergaji mesin), tenda dan keperluan lain yang dibutuhkan saat bencana.

“Hari ini kita petakan semua, mulai pembagian tugas, juga peralatan pendukung dan relawan agar bagaimana Bantul semua bisa di-cover dan tidak ada korban akibat bencana,” katanya.

Tidak lupa, bupati juga meminta dilakukan pemangkasan batang pohon utamanya di tepi jalan raya. Rumah sakit diminta menyiapkan sarana kesehatan yang dibutuhkan.

“Bencana tidak pernah kita anggarkan secara definitif di OPD. Tetapi kita ada Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk menghadapi bencana. Sekitar Rp Rp 10 miliar, insyaallah cukup. Tetapi semua tergantung intensitas dan eskalasi bencana. Kalau kurang ada lembaga seperti Baznas, dan gotong royong warga Bantul,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Agus Yuli mengatakan saat ini pos pantau banjir dan longsor langsung diaktifkan. Kepada lurah yang di wilayahnya rawan agar melakukan pemantauan dan identifikasi titik rawan bencana. Termasuk sekolah yang juga bisa terimbas bencana.

Longsor di Poyahan

Pada Kamis (13/10/2022) sekitar pukul 13:30 terjadi tanah longsor di  RT 03 Dusun Poyahan Kalurahan  Seloharjo Kapanewon Pundong. Longsor menimpa kamar mandi dan kamar tidur milik keluarga Parwanto.

Bhabinkamtibmas Seloharjo Aipda Sutriyono mengatakan longsor terjadi setelah hujan mengguyur wilayah tersebut. Tanah yang labil saat terkena hujan mengakibatkan bencana.

“Hasil koordinasi dengan Pak Lurah, Bu Jogoboyo,  Pak Dukuh, Pak RT serta warga maka dilakukan  kerja bakti dengan memakai beckhoe untuk membuka akses jalan,” katanya. Pembersihan longsor dilakukan Jumat. (*)