20 Perusahaan Ikut Job Fair Musaba

Seakan-akan SMK tertuduh menjadi penyumbang pengangguran terbesar.

20 Perusahaan Ikut Job Fair Musaba
Pembukaan Job Fair di SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba), Kamis (27/7/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL --  SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba) menggelar kegiatan Job Fair atau bursa kerja di sekolah yang terletak di Jalan Parangtritis Km 12 Manding Bantul, Kamis (27/7/2023). 

Kegiatan ini diikuti 20 dunia usaha dan industri terkemuka mulai dari  hotel dan restoran, retail, garmen, bengkel, perusahaan otomotif maupun konstruksi.

Di antaranya, PT Daihatsu Mandiri Zirang Utama, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Produk Rekreasi (Kids Fun), Ros In Hotel Yogyakarta.

Job Fair dibuka oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans DIY, Elly Supriyanti M Ec Dev, dengan pemukulan gong dilanjutkan berkeliling melihat stan peserta.

Pengunjung Job Fair di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, Kamis (27/7/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Kepala SMK Musaba, Harimawan SPd T, mengatakan kegiatan Job Fair ini merupakan cara untuk memfasilitasi bertemunya anak didik dengan dunia industri atau perusahaan.

"Ketika para lulusan ini terserap di dunia kerja, rasanya saya itu terharu, ada kepuasan dalam membimbing, mendidik hingga menyalurkan mereka ke pekerjaan," kata Harimawan.

Kegiatan itu bukan hanya untuk anak lulusan SMK Musaba semata namun juga diinformasikan ke SMK di DIY melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK masing-masing. Job Fair pengunjungnya membeludak.

"Semoga ini menjadi contoh bagi SMK lain yang belum menggelar Job Fair untuk bisa menggelarnya. Sebab manfaatnya sangat banyak dalam rangka penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di DIY," kata Harimawan.

BERITA LAINNYA: Libatkan BPD DIY, Desa Wisata Dikembangkan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrim

Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, Basuki, mengatakan untuk menggelar Job Fair  maka SMK harus memiliki tanda terdaftar dari Dinas Tenaga Kerja.

"Animo masuk ke SMK saat ini tinggi sejak digaungkan pemerintah tentang SMK pilihan. Di mana 60 persen SMK dan 40 persen SMA. Karena memang struktur tenaga kerja kita belah ketupat, yakni tengah besar. Maka menjadi tugas dari SMK untuk menyiapkan tenaga kerja tersebut," katanya.

Di dalam  perkembangannya seakan-akan SMK  tertuduh menjadi penyumbang pengangguran terbesar di tanah air. Maka salah satu yang dilakukan adalah Job Fair yang menghubungkan industri dengan SMK atau BKK.

Elly dalam sambutanya memberikan apresiasi atas gelaran Job Fair sehingga bisa mengoptimalkan lulusan masuk di bursa kerja. Diakui angka pengangguran di DIY cukup tinggi dan memang banyak lulusan SMK.

BERITA LAINNYA: Mahasiswa FMIPA UNY Gagas Aplikasi Tiktok untuk Belajar Kimia

"Dulu lulusan SMK menjadi penyumbang pertama sekarang urutan ketiga setelah lulusan SMA dan SD. Tentu  ini berkat kerja keras kita untuk  mengoptimalkan lulusan SMK ke dunia kerja," katanya.

Jadi, lanjut dia,  bukan sebatas cari kerja diharapkan Job Fair ini bisa membuka jejaring dan koneksi di dunia tenaga kerja. "Jadilah tenaga kerja yang profesional, tangguh, unggul dan siap kerja," katanya. (*)