Libatkan BPD DIY, Desa Wisata Dikembangkan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrim

Penguatan desa wisata diharapkan mampu mendorong penurunan kemiskinan ekstrim hingga di angka 0 persen.

Libatkan BPD DIY, Desa Wisata Dikembangkan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrim
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar didampingi Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, Santoso Rohmad saat mengunjungi gerai Produk UMKM di acara ASEAN Rural Culture Expo. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyebut pengembangan potensi desa akan mampu mengentaskan kemiskinan ekstrim di beberapa wilayah Indonesia. Kementerian itu menggandeng dunia perbankan di tingkat daerah, termasuk Bank BPD DIY untuk menguatkan program desa wisata.

"Target presiden kemiskinan ekstrim nol pada 2024 itu kuncinya ada di desa," terang Abdul Halim Iskandar saat mengunjungi gerai produk UMKM dalam acara ASEAN Rural Culture Expo Rabu (26/7/2023) di Tebing Breksi Yogyakarta.

Dia berharap semua komponen desa diperkuat dan melaporkan update data warga miskin ekstrim.  Hal ino dilakukan agar penanganan fokus dan tidak salah sasaran.

"Saya yakin  kalau itu dilakukan maka target Pak Presiden 2024 Indonesia nol pesen miskin ekstrim akan terwujud," imbuhnya.

Penguatan pengelolaan desa wisata dapat membantu dan memberikan daya ungkit ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Selain itu pemanfaatan dana desa, untuk padat karya tunai desa yang melibatkan kelompok marjinal, kelompok rentan  kemudian miskin ekstrim yang sudah terentaskan dan seterusnya bisa dilakukan dengan padat karya tunai desa.

Menteri juga mengapresiasi Asean Network Village yang sudah berjalan baik saat ini. Produk UMKM termasuk juga produk-produk dari desa negara ASEAN telah menghadirkan produk-produk yang menarik.

"Saya sudah kunjungi semua, ada dari Filipina, Vietnam, Laos, Thailand, Myanmar dan Malaysia hampir semua menghadirkan produk yang sangat menarik. Dan ini perlu ditindaklanjuti pada level yang lebih tinggi," ujarnya.

Abdul Halim Iskandar melanjutkan, jaringan kerjasama antar desa-desa di ASEAN yang sudah diputuskan di KTT Bali beberapa waku lalu menjadi keniscayaan untuk terus dikembangkan, karena akan banyak hal yang bisa dilakukan.

Paling tidak dua hal utama yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi dan yang kedua peningkatan SDM ini adalah sesuatu yang mutlak.

"Karena ketika jaringan desa-desa Asean ini berjalan dengan bagus maka akan terjadi percepatan yang bisa saja kemudian ada kerjasama badan usaha antar desa lintas negara," ujarnya.

Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat oleh siapa pun, termasuk oleh Asbanda (Asosiasi Bank Daerah) yang selama ini menjadi mitra kementerian dalam membangun desa harus bertumpuan kepada dua hal yaitu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM.

Sementara Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, Santoso Rohmad menambahkan, Yogyakarta memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Tidak salah jika Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa desa memiliki peran besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Pihaknya memberikan dukungan pemanfaatan teknologi yang memadai agar program One Village One Product ini dapat berkembang dengan baik. Dengan satu teknologi yang dimiliki BPD DIY pelaku UMKM tidak perlu lagi buka gerai di pinggir jalan.

"Kami siapkan dukungan agar bagaimana (pelaku UMKM) memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas pasar mereka," ujarnya.

sehingga itu harus didukung dengan satu adalah teknologi dalam rangka pengembangan pemasaran produk-produk diy. Kemudian transaksi jg harus transaksi berdasarkan teknologi.

"Apa yang menjadi ide Pak Gubernur jadi visi misi untuk penggunaan serta pemanfaatan teknologi itu sangat strategis dalam rangka untuk mengembangkan dan menyebarluaskan One Village One Product," tutupnya.(*)