Demi Isolasi Diri, Ibu Rela Tinggalkan Putrinya Sendirian

 Demi Isolasi Diri, Ibu Rela Tinggalkan Putrinya Sendirian

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Seorang ibu berinisial P (48) harus rela meninggalkan putri semata wayangnya yang baru berumur 14 tahun sendirian di rumah. P terpaksa meninggalkan buah hatinya demi kepentingan penyembuhan Covid-19 yang dideritanya.

P sudah lima hari terpapar Covid-19 dan awalnya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Namun, pada hari kelima Kapolsek Kutoarjo beserta petugas dari Puskesmas Kutoarjo dengan didampingi RT setempat mendatangi kediaman P dan meminta warga Senepo Timur tersebut masuk ke tempat isolasi terpusat (isoter) yang terletak di Balai Diklat Kecamatan Kutoarjo.

Awalnya memang alot, tetapi dengan telaten Kapolsek Kutoarjo, AKP Markotib memberikan 'rayuan' agar P bersedia ditempatkan di isoter. Kapolsek pun menjanjikan putrinya akan baik-baik saja selama ditinggal olehnya. Akhirnya, Ny P bersedia mengikuti arahan Kapolsek Kutoarjo untuk masuk isoter.

Maka saat itu juga Ny P berkemas membawa barang-barang keperluannya. Ny P dihantar petugas puskesmas dengan ambulans yang bertuliskan Dinas Kesehatan Purworejo.
Kepada koranbernas.id mengaku memang keberatan menjalani isolasi terpusat.

"Saya sudah lima hari menjalani isoman di rumah, pengennya tinggal diteruskan saja sampai selesai. Namun petugas tidak mengizinkan, saya pun ikuti saja arahan petugas untuk isoter," terangnya.

Di tempat isoter, Ny P mendapatkan kamar nomor 8 dengan dua tempat tidur susun. Di kamar berukuran 4x4 meter itu, P juga terpaksa tinggal sendirian.

Pemkab Purworejo memang telah menyediakan tempat isolasi terpusat yang terletak di Balai Diklat milik BKD Kabupaten Purworejo di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Isoter tersebut mulai aktif Senin (30/8/2021) kemarin. Di Kabupaten Purworejo, angka kematian pasien positif Covid-19 saat melakukan isoman masih cukup tinggi.

Hal itu yang membuat pemerintah memutuskan, bagi warga yang terpapar Covid-19 dan tidak memiliki tempat yang kondusif untuk isoman, maka wajib melakukan isoter. Tujuannya agar tidak menularkan kepada keluarga lainnya.

 

Mencoba merayu

Kapolsek Kutoarjo, AKP Markotib menuturkan, ia hanya menjalankan perintah atasan untuk memperhatikan kondisi warga yang terpapar positif Covid-19.

"Jika rumahnya kurang kondusif untuk isoman, maka yang bersangkutan wajib untuk isoter di Balai Diklat Kutoarjo," jelasnya.

Menurut Kapolsek, tidak mudah membawa warga terpapar positif Covid-19 menjalani isolasi terpusat yang di sediakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo. Apalagi warga terpapar tersebut tanpa gejala, mereka lebih memilih melakukan isolasi mandiri (isoman).

"Saya melakukan berbagai upaya agar warga positif Covid-19 bersedia untuk isoter. Sampai saya merayu warga agar bersedia isoter," jelasnya, Senin (6/9/2021) siang.

Markotib menambahkan perjuangan merayu warga tidak sia-sia, karena warga positif Covid-19 akhirnya bersedia untuk melakukan isoter. Dia juga meyakinkan warga positif bahwa isoter aman dan nyaman. Mendapat fasilitas sarana prasarana kesehatan dan penjagaan dari tenaga kesehatan (nakes).
 

Fasilitas lengkap

Sedangkan syarat yang harus dipenuhi pasien positif Covid-19 untuk bisa isoter harus ada rekomendasi dari puskesmas setempat. Petugas jaga untuk isoter selama 24 jam, terdiri dari nakes, TNI dan Polri, BPBD dan Satpol PP.

"Rencana kedepan semua warga isoman harus diisoter, karena banyak kematian korban positif saat isoman," jelas Markotib.

Kapolsek Kutoarjo menuturkan sudah terjadi penurunan jumlah warga positif yang menempati isoter. Misalnya pada Sabtu (4/9/2021) berjumlah 28 orang, Minggu (5/9/2021) berjumlah 27 orang dan Senin (6/9/2021) tercatat berjumlah 22 orang.

Dia melanjutkan, tempat isoter terdapat 46 tempat tidur, dengan sebuah aula besar. Warga yang isoter disediakan makan tiga kali sehari, serta mendapatkan fasilitas yang layak. Penghuni kamar lainnya adalah kakak beradik yaitu Winda (20) dan Bibit (14) asal Desa Ketanggi Kecamatan Purwodadi. Mereka berdua menempati 1 kamar nomer 6.

"Saya tidak pernah kemana-mana, ketika saya merasa demam periksa ke puskesmas kok positif. Saya ke isoter (27/8/2021) dan adik saya (29/8/2021)," jelasnya.

Mahasiswi Universitas Mercu Buana Yogyakarta tersebut akan menyelesaikan isolasi pada Selasa (7/9/2021) dan sang adik, Kamis (9/9/2021) mendatang. Winda sendiri mengaku betah tinggal di isoter karena ada televisi dan wifi. Tetapi berbeda dengan Bibit sang adik yang bersekolah di SMP 17 Krendetan merasa tidak betah. Winda beserta adiknya menambahkan selama di isoter dia membawa vitamin serta obat dari puskesmas Purwodadi, sebagai bekal. (*)