Yenny Wahid Hadiri Deklarasi Desa Damai Telukan
KORANBERNAS,ID.SUKOHARJO - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menghadiri Deklarasi Desa Damai di Dusun Ngarak-arak RW 13 Desa Telukan, Telukan Kecamatan Grogol, Senin (3/5/2021). Deklarasi dihadiri Bupati Sukoharjo Hj Etik Suryani SE dan sejumlah pejabat lainnya.
Menurut Yenny, program desa damai ini sudah dilaksanakan sejak dua tahun terakhir di Sembilan desa. Program ini digagas Wahid Foundation UN Women.
Sementara Etik mengungkapkan, deklarasi tersebut diharapkan meningkatkan rasa saling menghormati dan pengertian antar umat beragama bisa menjadikan kehidupan masyarakat harmonis, guyub dan rukun.
"Insya Allah dengan saling menghormati antar umat beragama hidup bisa guyub rukun, adem ayem," katanya .
Bupati menjelaskan kebebasan berpendapat dewasa ini seriingkali dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk merongrong pemerintah sebagai unsur kedaulatan NKRI. Tindakan menghasut yang dapat membangkitkan kemarahan publik dilatar belakangi oleh sikap intoleran dan faham radikal.
Intoleransi dan radikalisme dalam bentuk ujaran kebencian yang dilakukan secara masif bila tidak segera dihentikan pasti akan mengganggu stabilitas politik dan keamanan nasional.
"Saya mengapresiasi acara (Deklarasi Desa Damai Telukan) ini. Saya berharap Desa Damai ini bisa mencegah berbagai hal yang mengarah pada tindakan intoleransi dan radikalisme serta menjaga masyarakat dari bahaya yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar bupati.
Apresiasi juga disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen secara virtual. Pada acara tersebut dia mengatakan satu wilayah bisa dikatakan sejahtera karena aman. "Saya berharap di Desa Telukan sikap toleransi dan saling menghormati bisa dijaga dengan baik. Antar umat beragama juga bisa beribadah dengan baik,," imbuhnya.
Sebaliknya kata wakil gubernur, tidak boleh ada paksaan terhadap warga untuk mengikuti ritual agama tertentu. Sebab tugas pemerintah melindungi seluruh warga yang tentunya mengedepankan kebersamaan dan asas saling menghormati.
Kepala Desa Telukan, Sriyanto, S.Sos mengemukakan desa yang dia pimpin kini menjadi desa urban. Seiring banyaknya berdiri perusahaan otomatis menyedot atau menyerap banyak tenaga kerja. Dan tidak bisa dipungkiri juga telah membawa dampak positif dan negatif.
"Kita tidak tahu karakter tenaga kerja yang hadir dan merantau disini. Kesenjangan ekonomi warga merupakan pemicu terjadinya gangguan ketenangan dan kerukunan," kata Sriyanto.
M Zaim A Nasution, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan pokja Desa Damai berperan penting mencegah munculnya faham radikalisme dan intoleransi di satu wilayah.
Deklarasi Desa Damai Telukan dengan tema Merawat Kebersamaan Demi Mewujudkan Perdamaian juga dihadiri seluruh Pokja Desa Damai dari 5 desa di Provinsi Jawa Tengah yakni Nglinggi, Jetis dan Gemblegan Kabupaten Klaten, Kelurahan Tipes Surakarta dan Telukan Sukoharjo, Pembina FKUB (Kebersamaan) Kabupaten Klaten Gus Jazuli dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.
Deklarasi dilanjutkan dengan penandatangan prasasti Desa Damai oleh Bupati Sukoharjo, pemukulan kentongan dan pelepasan burung merpati oleh Hj Etik Suryani, Yenny Wahid dan Gus Jazuli. Program Desa Damai ini menyasar di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. (*)