Yang Lain Berguguran, Perajin Perak Kotagede Ini Bertahan Berkat Adaptasi Teknologi

Yang Lain Berguguran, Perajin Perak Kotagede Ini Bertahan Berkat Adaptasi Teknologi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Seiring meningkatnya kemajuan teknologi informasi dan internet of things (IoT), membawa manfaat signifikan bagi pekerja yang kreatif yang mau berkembang.

Bandiyono, salah seorang di  antaranya. Usianya tidak lagi muda. Dia bukan pula milenial yang begitu fasih beradaptasi dengan teknologi.

Perajin perak di Jagalan Kotagede Bantul ini adalah lelaki berusia 65 tahun yang sangat fleksibel. Gawai android miliknya digunakan untuk merekam proses-proses pembuatan kerajinan perak kemudian dibagikan ke platform  sosial media facebook dan aplikasi pesan whatsapp.

Tidak disangka, kebiasaan membagikan proses membuat kerajinan perak beserta hasil-hasilnya tersebut menyedot perhatian tamu-tamu dari luar negeri.

"Ada yang sengaja datang ke rumah saya untuk membuat cincin pernikahan, padahal belum pernah datang ke Indonesia," akunya kepada wartawan saat ditemui usai penutupan pelatihan pendampingan Pemanfaatan Akses Pita Lebar bagi pelaku UMKM di Royal Ambarrukmo, Sabtu (26/11/2022).

Bagi Bandiyono, ini luar biasa mengejutkan. Apalagi tamu khusus itu datang ingin belajar membuat cincin pernikahan dengan desain sendiri, setelah jadi langsung diberikan ke pasangannya.

Memang membagikan ilmu kepada warga lokal maupun turis asing sudah biasa dia lakukan, seminggu ada saja yang belajar padanya selama dua sampai tiga hari.

"Tempat saya memang kecil, tapi karena dekat kawasan wisata (Kotagede) alhamdulillah ada saja yang datang. Saya bersyukur dengan digital ini," paparnya.

Digitalisasi produk ini juga menyebabkan Bandiyono bisa bertahan dari hantaman pandemi. "Banyak teman perajin yang berguguran (usahanya) karena pandemi," kata dia.

Staf Direktorat Pengembangan Pita Lebar PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),  Muhammad Adhi Utama, menyampaikan seiring pemerataan akses internet bagi masyarakat Kominfo juga melakukan pelatihan-pelatihan demi peningkatan kapasitas pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

"Kita ingin meningkatkan penetrasi pita lebar, salah satunya percepatan akses internet-internet di desa," lanjutnya.

Di DIY, pada periode 2022 ini pihaknya memilih daerah Jagalan, Bantul dan Jawa Tengah di wilayah Jamuskauman Magelang karena melihat potensi yang dimiliki masyarakat. Dalam implementasi Pita Lebar tersebut pihaknya melakukan pelatihan terhadap UMKM selama tiga hingga lima bulan.

“Kami beri pelatihan dan pendampingan setelah internetnya ada. Ada materi online marketing, branding dan fintech. Setelah ini tidak selesai, tetap didampingi untuk bergerak maju,” kata dia. (*)