Warga Resah, Peternakan Babi di Bantul akan Ditutup Paksa

Rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul peternakan tersebut harus berhenti beroperasi. 

Warga Resah, Peternakan Babi di Bantul akan Ditutup Paksa
Pertemuan warga Plumutan Mulyodadi dengan Bupati Bantul mengadukan peternakan babi di wilayah mereka. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul akan bertindak tegas menyikapi peternakan babi di Padukuhan Plumutan Kalurahan Mulyodadi Kapanewon Bambanglipuro Bantul yang masih beroperasi hingga kini.

Padahal antara pemilik peternakan dengan masyarakat saat pertemuan bulan Oktober 2024 sudah mencapai kesepakatan untuk menutup beroperasinya peternakan yang berdiri sejak tahun 2021 itu.

Namun,  nyatanya  peternakan milik Yohanes Nindarto ini masih beroperasi. Puluhan warga  langsung mengadu ke Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, Selasa (4/3/2025), sore di kantor Pemda Parasamya.

Dari pertemuan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan surat peringatan untuk penutupan peternakan, Rabu (5/3/2025) sebagaimana kesepakatan yang telah dimediasi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Tidak direspons

"Surat  dilayangkan untuk mengingatkan kembali kepada pemilik agar menutup aktivitas peternakan," kata bupati. Jika sampai batas waktu yang ditentukan tidak direspons maka akan dilakukan penutupan paksa.

Dukuh Plumutan, Cahyo Rahmat Romadhon, mengatakan mereka mengadu ke bupati karena pemilik peternakan tetap menjalankan usahanya.

"Padahal sudah ada kesepakatan bahwa peternakan tersebut ditutup mengingat warga memang merasa terganggu dengan aktivitas di peternakan seperti bau yang sangat menyengat. Tapi ternyata hingga saat ini peternakan tersebut masih beroperasi maka kami kemudian mengadu kepada bupati. Jika kemudian akan dilakukan penutupan paksa tentu saja kami menyambut gembira," kata Cahyo.

Anggota DPRD Bantul,  Herry Fahamsyah, yang menyertai warga mengatakan Pemerintah Kabupaten Bantul tidak boleh abai terhadap aspirasi masyarakat.

Berhenti beroperasi

Apalagi berdasarkan rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup  (DLH) Kabupaten Bantul bahwa peternakan tersebut harus berhenti beroperasi sementara dan pemilik menyetujui, namun nyatanya sampai sekarang tetap dijalankan.

"Warga Plumutan sudah dua kali mengadu ke Pemerintah Daerah. Saya berharap agar ada progres yang berarti karena memang peternakan babi meresahkan masyarakat. Bau yang ditimbulkan sangat tidak nyaman bagi kehidupan sehari-hari," kata politisi PAN tersebut.

Lokasi peternakan dekat dengan permukiman warga. Bahkan saking tidak kuatnya menghadapi bau, ada dua keluarga yang rumahnya berdekatan dengan kandang sempat mengungsi ke tempat saudaranya. Dua keluarga tersebut adalah atas nama Riswan Nugroho dan Eliya Noviyanti. (*)