Usai Meresmikan PT Pasar Desa Indonesia, Menteri Abdul Halim Iskandar Menikmati Ingkung Mbah Kentol

Usai Meresmikan PT Pasar Desa Indonesia, Menteri Abdul Halim Iskandar Menikmati Ingkung Mbah Kentol

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), DR Abdul Halim Iskandar, meresmikan PT Pasar Desa Indonesia di Guwosari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Sabtu (15/8/2020). Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemukulan kentongan, dilanjutkan dengan menanam pohon kas Goa Selarong, Jambu Kluthuk, serta menikmati menu khas ingkung Mbah Kentol.

Nampak mendampingi adalah jajaran Muspika Pajangan, Komisaris PT Pasar Desa Indonesia Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah Desa Guwosari Masduki Rahmad SIP, perwakilan dari konsorium lima desa dan warga setempat. 

Wahyudi Anggoro Hadi dalam laporannya mengatakan pemilik PT ada lima desa di Bantul, yakni Desa Guwosari (Kecamatan Pajangan), Desa Panggungharjo (Kecamatan Sewon), Desa Wirokerten (Kecamatan Banguntapan), Desa Ngestiharjo (Kecamatan Kasihan) dan Desa Sriharjo (Kecamatan Imogiri).

“Jadi, konsorsium lima desa ini awalnya dari program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di mana lima desa ini menjadi percontohan karena pembayaran non tunai,” kata Wahyudi.

Dari sana kemudian lima desa ini sepakat membuat platform pasardesa.id untuk penjualan produk dari lima desa yang bisa diakses oleh warga dari desa lainya.

Platform  pasardesa.id ini memuat penjualan beragam produk mulai sembako, sayur dan buah segar, jajanan pasar hingga kebutuhan rumah tangga lainya.

Sejak diluncurkan 13 April lalu hingga saat ini omset sudah mencapai Rp 960 juta dengan 4.600 transaksi dengan total 3.800 produk  terjual yang melibatkan 157 warung  atau toko yang ada di lima desa tersebut.

Menteri Abdul Halim Iskandar mengatakan, membangun desa bukan hal sulit jika tahu rumusnya. Cara yang mudah adalah melakukan kloning. Misal PT Pasar Desa Indonesia ini bisa dicontoh oleh desa lain, tentu dengan memperhatikan potensi yang ada di wilayah masing-masing dan kearifan lokal yang ada.

“Jadi apa yang bagus di sebuah desa, bisa dicontoh desa yang lain dengan melihat potensi masing-masing. Adanya konsorsium lima desa ini bisa menjadi salah satu contoh di Kementerian Desa dan PDT untuk membangun ekonomi desa dan meningkatkan ketahanan pangan dari desa,” kataya. (eru)