UGM Membangun Sumur Bor di Desa Karangrejo Purworejo
Sumur bor dibangun menggunakan electromagnetic technology, memudahkan pencarian titik sumber air.
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah menerima bantuan air bersih. Ini merupakan wujud kerja sama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Muda Ganesha 85 atau alumni SMAN 1 Purworejo tahun 1985.
Kepala Desa Karangrejo, Patnani, menyambut baik bantuan air bersih tersebut. Desa yang dipimpinnya berada di Perbukitan Menoreh, kesulitan air bersih saat musim kemarau.
"Saat kemarau desa kami biasa mendapat droping air dari PDAM. Selama ini, kebutuhan air bersih warga mengandalkan sumur dari belik, kalau kemarau kering," jelasnya saat peresmian sumur Desa Karangrejo, Senin (20/1/2025).
Sumber air bersih itu merupakan program pengabdian kepada masyarakat, dana kemitraan Sekolah Pascasarjana UGM, Pamsimas, Kementerian Pertanian dan alumni SMAN 1 Purworejo angkatan 85.
Dekan Sekolah Pascasarjana UGM Prof Siti Malkhamah menandatangani prasasti peresmian sumur bor. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)
Patnani melanjutkan, Desa Karangrejo memiliki tiga dusun yaitu Dusun Caok, Karangjati dan Krajan. Sumur baru tersebut bisa dimanfaatkan untuk warga Desa Karangjati dan Krajan.
"Saya masih menawar bantuan serupa untuk Dusun Caok, saat musim kemarau sangat membutuhkan air bersih. Dusun Caok mohon bisa dideteksi mana- mana yang menghasilkan air bersih," kata Patnani.
Dia menambahkan desanya sudah mendapatkan empat sumur untuk pertanian. Total saat ini ada lima sumur bantuan.
Dekan Sekolah Pascasarjana UGM Prof Siti Malkhamah mengatakan pembangunan sumur bor tersebut menggunakan electromagnetic technology, yaitu alat yang memudahkan pencarian lokasi yang tepat untuk mendapatkan titik sumber mata air.
Minimal 150 KK
Melalui pengeboran kedalaman minimal 50 meter dengan debit 2 liter per detik dapat digunakan minimal 150 Kepala Keluarga (KK).
"Harapan saya, air itu kan kebutuhan pokok, dengan terpenuhinya kebutuhan pokok manusia maupun tanaman mudah-mudahan nanti akan menjadi produktif," jelasnya.
Bantuan tersebut merupakan bentuk program pengabdian kepada masyarakat terutama untuk kebutuhan air bersih dan pertanian.
"Pembangunan sumur bor ini melibatkan sumber penyumbang dana dari berbagai pihak yaitu Sekolah Pascasarjana UGM, pamsimas, Kementerian Pertanian dan alumni SMAN 1 Purworejo," tambahnya.
Bak penampungan
Patnani menambahkan sudah disediakan bak penampungan guna menyuplai saat musim kemarau. "Sekarang dengan terbangunnya ini (sumur bor) harapannya bisa disalurkan dari sumber air tersebut. Bak penampungan sudah tersedia dan sudah disalurkan ke pipa induk lalu ke pipa distribusi rumah tangga. Untuk berlangganan melalui meteran per kubik Rp 1.000," ujarnya.
Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bisa dengan perpipaan (PDAM) atau non-perpipaan. “Tidak semua daerah bisa dilayani dengan jalur perpipaan,” ujarnya.
Dia mengupayakan Purworejo 100 persen mendapat akses air bersih untuk sumur-sumur di luar perpipaan PDAM. Selain itu, PDAM juga membantu secara teknis, maintenance atau perawatan dan pendampingan.
"Saya harap desa ikut mengeposkan anggaran, karena kalau tidak, tahun ketiga atau kelima bisa rusak. Perlu biaya perawatan, untuk pengamatan dan back up secara teknis agar stabil," kata Hermawan.
Wawan, sapaan akrabnya, mengingatkan di Purworejo sering terjadi kejadian alam berupa tektonik dan vulkanik. "Setiap terjadi gempa atau tanah longsor, kadang sumber air geser atau hilang harus di-back up bagian teknis. Kami juga melakukan pembinaan nonformal kepada Pamsimas," tandasnya. (*)