Transaksi Home Credit DIY-Jateng Mencapai Rp 36 Miliar per Bulan

Kami juga edukasi masyarakat meminimalisir kerugian korban pinjaman online ilegal.

Transaksi Home Credit DIY-Jateng Mencapai Rp 36 Miliar per Bulan
Chief of Finance and Operations Home Credit, Sylvia Lazuarni menyampaikan tentang pasar DIY-Jateng di Lippo Mall Yogyakarta, Senin (18/3/2024). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Seiring meningkatnya gaya hidup modern pada era teknologi informasi, kebutuhan akan gadget menjadi sangat penting. Konsumsi masyarakat untuk memiliki smartphone, laptop, tablet pun makin tinggi.

PT Home Credit Indonesia mencatat transaksi pembiayaan di DIY dan Jawa Tengah mencapai Rp 36 miliar per bulan saat ini. Dari jumlah tersebut, 70 persen lebih pembiayaan yang diajukan konsumen untuk kepemilikan gadget.

"70 persen dari Rp 36 miliar per bulan itu untuk pembiayaan smartphone atau gadget. Jumlah ini untuk region DIY Jawa Tengah. Saat ini memang pembiayaan untuk handphone dan gadget seperti laptop atau tablet itu paling besar," kata  Sylvia Lazuarni, Chief of Finance and Operations Home Credit, Senin (18/3/2024), di Lippo Mall Yogyakarta.

Tingginya pasar di DIY dan Jateng ini, menurut Sylvia, membuat Home Credit memperluas jangkauan dan program. Eksis di 1.600 toko di dua provinsi tersebut, perusahaan tersebut memiliki 300 sales agent yang bekerja.

Perluasan pembiayaan di antaranya untuk elektronik dan furniture. Sebab pasar DIY dan Jawa Tengah dinilai cukup tinggi. Selain itu dengan menyediakan customer care dan sales mendekat pada masyarakat di daerah-daerah. "Kami ingin grow dari segmen elektronik dan furniture," tandasnya.

ARTIKEL :LAINNYA: Saron Gender Menandai Bangkitnya Wisata Kuliner di Plaza Kuliner Glagah Kulonprogo

Sylvia menambahkan, pihaknya mentargetkan menambah jumlah sales agent sampai 500-600 di DIY-Jateng seiring meningkatnya perekonomian Indonesia.

Dengan demikian bisa menyerap tenaga kerja dari kedua wilayah tersebut. Terlebih DIY sebagai Kota Pendidikan disebut memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. "Jogja dengan predikat Kota Pendidikan ya, banyak anak muda bertalenta," ujarnya.

Sylvia menambahkan, pasar lain yang disasar Home Credit adalah pembiayaan pendidikan. Program ini digulirkan untuk meningkatkan akses pendidikan masyarakat melalui pembiayaan lembaga keuangan tersebut.

Home Credit akan melakukan edukasi kepada masyarakat, terutama para pelajar. Bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), edukasi akan dilakukan di sejumlah kampus.

"Jadi pembiayaan pendidikan misalnya untuk uang gedung misalnya, orang tua bisa mengakses dana biaya putra-putrinya. Kami juga edukasi masyarakat meminimalisir kerugian masyarakat yang saat ini banyak menjadi korban pinjaman online ilegal," tambahnya. (*)