Teror Pinjol ala Fajar Nugros di Film Sleep Call

Sleep Call juga mengajak penonton untuk merenungkan berbagai isu sosial yang diangkat dalam ceritanya.

Teror Pinjol ala Fajar Nugros di Film Sleep Call
Diskusi bersama insan dan penggemar film di JNM Bloc Yogyakarta (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Fajar Nugros bersama IDN Pictures mengangkat teror pinjaman online (pinjol) ke dalam sebuah film bergenre thriller berjudul Sleep Call. Film yang dibintangi oleh Laura Basuki, Juan Bio One, Kristo Immanuel, Della Dartyan, Bront Palarae, Rukman Rosadi, dan Rachel Vennya telah bisa disaksikan di bioskop tanah air.

"Film ini menjadi alternatif hiburan buat masyarakat, kami berusaha untuk membuat tontonan yang menjadi pilihan yang baik agar lebih banyak variasi di bioskop yang banyaknya horornya itu," kata Fajar Nugros, Head of IDN Pictures sekaligus sutradara di film Sleep Call, kepada wartawan pada Sabtu (9/9/2023) di JNM Bloc, Yogyakarta.

Lebih dari sekadar hiburan, Sleep Call juga mengajak penonton untuk merenungkan berbagai isu sosial yang diangkat dalam ceritanya. Dengan menggabungkan hiburan dan makna, film ini bertujuan untuk meninggalkan kesan yang dalam di hati penonton.

"Saat membuat film ini, Kami semua berusaha untuk menghadirkan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Kami percaya bahwa film ini akan menjadi pengalaman sinematik yang luar biasa bagi penonton,” kata Fajar.

Meski demikian, Nugros mengakui jika thriller ini tidak memasyarakat, karena itu sesuatu yang baru. Tapi pihaknya tengah mengekplorasi pengalaman-pengalaman baru untuk dihadirkan. "Bahwa ada ketakutan lain yang mengancam dan mengintai remaja dan orang-orang sekarang ini," imbuhnya.

Selain experience tersebut, Fajar Nugros juga berusaha membuat intimacy koreografi yang apik dalam film Sleep Call ini. Menurutnya, film Indonesia sedang berusaha mengejar standar kualitas Hollywood.

"Kalau tidak kita sadari dan tidak kita mulai ya kita tidak bisa mengejar mereka. Jadi apa sih yang mereka lakukan sebenarnya mereka memberikan ruang bagi aktornya men-develop, ada akting workshop," kata dia.

"Kemudian saat kita membutuhkan action koreografi yang baik ya kita mengundang yang benar yang sehat yang profesional. Dan ketika kita membutuhkan adegan dewasa atau intimacy itu tadi maka kita juga membutuhkan intimacy koordinator yang baik pula," imbuhnya.

Hal ini merupakan effort besar dalam sebuah penggarapan film, karena rumah produksi harus mengeluarkan budget lebih untuk mengadakan workshop, latihan dan menentukan adegan apa yang aman bagi aktor.

Mindset si A menang banyak, lanjut Nugros, atau si B menang banyak sudah saatnya kita putus. Karena untuk menciptakan intimacy koreografi itu sama sekali bukan perihal menang banyak.

"Adegan ciuman sekalipun harus latihan dulu, harus dipikirkan angle-nya dari mana. Selain itu [harus dipertimbangkan] apakah kedua aktor merasa nyaman atau tidak. Hal ini harus mulai dibangun di era sekarang untuk menghindari isu-isu pelecehan seksual dan sebagainya," lanjutnya.

Sementara Head of IDN Pictures dan Produser Sleep Call, Susanti Dewi mengatakan, Film Sleep Call adalah wujud komitmen IDN Pictures untuk selalu menghadirkan karya yang relevan dengan visi yang jelas, yaitu mencerminkan realitas sosial yang tengah kita alami.

"Kami percaya bahwa film bukan hanya sebuah hiburan semata, melainkan juga medium yang kuat untuk menyampaikan pesan dan merangkul kisah-kisah yang mendalam. IDN Pictures selalu memiliki pendekatan khas dalam pencerminan karakter perempuan dalam karya-karya kami," ujarnya.

Melalui Film Sleep Call ini pihaknya mencoba memberikan ruang bagi karakter perempuan untuk berkembang, menceritakan kisah mereka dengan autentisitas, dan menghadirkan narasi yang kuat.

"Harapannya film ini bisa memberikan kesan yang mendalam serta pesan yang ingin kami bawa dapat tersampaikan dengan baik kepada para penonton,” tutupnya.(*)