Terdapat Arca dan Yoni Peninggalan Abad VIII, Warga Dusun Pinggir Semangat Gelar Merti Dusun

Sejak dulu belum ada merti dusun di tempat kami.

Terdapat Arca dan Yoni Peninggalan Abad VIII, Warga Dusun Pinggir Semangat Gelar Merti Dusun
Kirab budaya dan gunungan merti Dusun Pinggir Sidomulyo Bambanglipuro Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ratusan warga Dusun Pinggir Kalurahan Sidomulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul mengikuti kirab budaya dan gunungan dalam rangka merti dusun, Sabtu (23/9/2023). Acara itu dihadiri anggota DPRD Bantul, H Supriyono.

Peserta kirab start dari halaman rumah Dukuh, Egsa Sudrajat, kemudian berkeliling mulai RT 1 hingga RT 6 dan finish kembali di tempat semula. Bukan hanya orang tua ataupun orang dewasa yang ikut terlibat, namun anak-anak juga ikut ambil bagian.

Merti dusun ini merupakan yang pertama kali digelar. Semua kompak mengenakan busana tradisional Jawa.

Setelah itu, acara dilanjutkankan kenduri dan doa, kembul bujana (makan bersama) serta rebutan gunungan. Ditampilkan pula beragam seni tari anak, tari remaja putri, jatilan anak putra-putri dan tari Gedruk oleh generasi muda.

Tari Gedruk memikat perhatian penonton. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Pada Sabtu (23/9/2023) malam dilanjutkan pentas seni budaya dan pertunjukan ketoprak dengan lakon Uger-uger Lawang yang dimainkan warga padukuhan Pinggir meliputi Kampung Ngentak Dadapan, Ponggok, Gulan-Gulan dan Dagan.

"Luar biasa semangat dan antusiasme warga mengikuti merti dusun yang baru pertama kalinya digelar. Sejak dulu belum ada merti dusun di tempat kami," kata Dukuh Egsa.

Merti dusun adalah wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen, kesehatan dan semua anugerah yang diterima warga.

Selain itu, juga jadi sarana saling merukunkan warga dari empat kampung yang posisinya memang mencar-mencar dan akhirnya bisa berkumpul menjadi satu saat merti dusun.

Pertunjukan seni tari merti Dusun Pinggir. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

"Kegiatan ini juga sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya yang potensinya memang saya lihat besar di Padukuhan Pinggir. Harus dijaga dan diberi wadah termasuk kegiatan pentas budaya seperti saat ini," kata Dukuh yang dilantik tepat setahun silam tersebut.

Menurutnya, ide menggelar merti dusun selain dengan pertimbangan kekayaan budaya di dusun itu, serta telah diterimanya keputusan Arca Dewi Laksmi yang terdapat di RT 04 sebagai benda cagar budaya tingkat kabupaten pada Juli 2023.

Pengajuan dilakukan oleh pihak padukuhan pada Februari 2023 ke Dinas Purbakala DIY. Arca ini diperkirakan peninggalan abad VIII dan di Pedukuhan Pinggir diduga dahulu telah ada peradaban. Terdapat pula peninggalan Yoni di wilayah RT 04 dan RT 05.

"Rangkaian merti dusun diawali engan jamasan di Arca Dewi Laksmi Jumat (22/9/2023) kemarin," katanya. Ada juga doa dan ziarah kubur bagi para leluhur.

ARTIKEL LAINNYA: Rangkaian Hajad Dalem Sekaten Jimawal 1957 untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Egsa memiliki mimpi, ke depan Padukuhan Pinggir akan tumbuh menjadi pedusunan yang kental seni tradisi dan juga pengembangan agrowisata.

Dirinya bersama warga telah merintis tempat belajar bertanam aneka holtikultura. Pengunjung atau wisatawan bisa belajar bertanam dengan biaya hemat serta hasil memuaskan. Pelatih adalah tokoh petani Suparjono dan Jumadi.

Di Padukuhan Pinggir juga dilaksanakan kegiatan belajar menulis aksara Jawa dan pembelajaran tata krama setiap hari Minggu pukul 09:00 - 11:00 di rumah warga RT 06, yang bisa diikuti siapa saja.

"Kami swadaya untuk yang agrowisata. Pengunjung akan kami dampingi bertanam semua jenis holtikultura kecuali kentang dan wortel karena memang faktor cuaca. Kami ajari sejak penyiapan lahan hingga panen," tambah Suparjono. Bagi yang berkeinginan belajar bisa langsung menghubungi Pedukuhan Pinggir.

ARTIKEL LAINNYA: Sumbu Filosofi Warisan Budaya Dunia Berdampak Positif bagi Pariwisata Yogyakarta

Panewu Bambanglipuro,Tri Manora S Sos, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Juga kepada Dinas Kebudayaan yang mendukung kegiatan merti dusun. "Ini adalah tradisi warisan leluhur dan saya minta ini agar tetap dilestarikan," katanya.

Merti dusun memiliki makna yang luar biasa yaitu wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Memelihara Kehidupan dalam berbagai sendi dan memberikan rezeki. "Ngelingke sapa sing momong dhewe, yakni Yang maha Agung," katanya.

Sesuatu yang mustahil menjadi terlaksana ketika bersama dan dimusyawarahkan seluruh warga. Dengan guyub rukun maka merti dusun menjadi kegiatan yang luar biasa yang merekatkan semua warga termasuk anak-anak dan orang tua.

"Makna berikutnya adalah adil, karena semua bisa terlibat dan menikmati kegiatan ini. Semua tumpek blek bisa bersatu," kata Tri Manora. Dirinya berharap merti dusun dipertahankan dan dilestarikan.

Supriyono juga berharap kerukunan, seni budaya serta tradisi bisa terus dijaga dan dilestarikan oleh warga setempat. (*)