Tepis Anggapan Ilmu Astronomi Sulit, Ikadi DIY Gelar Pelatihan Hisab dan Rukyat
Hisab itu ilmu astronomi yang dihitung secara matematis dan fisika untuk mengetahui awal bulan Hijriah.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini, masih ada anggapan Hisab dan Rukyat untuk mengetahui awal bulan Hijriah kalender Islam itu sulit. Anggapan tersebut ditepis oleh Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi) dengan menggelar Pelatihan Hisab Rukyat, Minggu (9/2/2025), di DPRD DIY.
Ikadi DIY merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan dan harapannya bisa ditularkan ke teman-temannya di organisasi sehingga banyak yang mengetahui apa itu Hisab dan Rukyat.
"Hisab dan Rukyat itu perhitungan umat Islam yang dipakai untuk beribadah misalnya menentukan awal puasa Ramadan, mengetahui 1 Syawal termasuk ibadah haji. Ini sangat penting," ungkap Ustad Endri Nugraha Laksana MH, Ketua IKADI DIY.
Kepada wartawan di sela-sela pelatihan yang diikuti 60 orang perwakilan berbagai organisasi umat Islam maupun takmir masjid serta remaja masjid dari DIY dan sekitarnya, Ustad Endri mengakui ilmu itu sangat disiriki.
Suasana pelatihan Hisab Rukyat, Minggu (9/2/2025), yang diselenggarakan IKADI DIY. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Dengan kata lain, banyak tidak disukai termasuk oleh mahasiswa karena ilmu astronomi zaman dulu dianggap sulit hitung-hitungannya.
"Hisab itu ilmu astronomi yang dihitung secara matematis dan fisika untuk mengetahui awal bulan Hijriah. Kalau Rukyat itu dilihat rembulan pada awal bulan. Itu ada ilmunya. Ketika matahari tenggelam, terlihat sedikit bulan. Nggak lama, hanya beberapa menit tenggelam," katanya.
Ustad Endri menambahkan, ilmu Hisab itu fungsinya untuk menentukan Rukyat. "Jadi sebenarnya sudah ketahuan ketinggian (bulan) berapa dan sudut elongasinya berapa. Misalnya, saat Rukyat di Pantai Parangtritis maka teropong sudah di-setting. Jam berapa nginceng-nya dan arahnya pun sudah ditentukan. Jamnya itu sudah pas. Nek wiwit Asar wis nginceng mripate pegel," ujarnya sambil bercanda.
Diakui, selalu ada perdebatan mengenai Hisab dan Rukyat maupun Imkanur Rukyat dan Wujudul Hilal. "Dan ternyata yang debat juga nggak ngerti ilmunya. Ini yang repot," katanya.
Terbantu teknologi
Sekarang, lanjut dia, dengan adanya teknologi maka bisa membantu seperti halnya ketika akan masuk Ramadan 1446 hijriah. Sebulan menjelang Ramadan sudah terjadi kesamaan hasil penentuan awal bulan Syaban atau Ruwah.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pelatihan Hisab Rukyat bertujuan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan peserta dalam melakukan Hisab Rukyat, yaitu metode pengamatan bulan untuk menentukan awal bulan dalam kalender Islam.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya Hisab Rukyat dalam menentukan waktu-waktu ibadah.
"Kami sangat senang dapat melaksanakan kegiatan Pelatihan Hisab Rukyat ini, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan peserta ," kata Ustad Endri.
Para ahli
Pelatihan dibuka Kepala Bidang Urusan Agama Islam (URAIS) Kemenag DIY, Drs H Sa’ban Nuroni MA dengan narasumber para ahli di bidang Hisab Rukyat.
Mereka adalah Ustad Endri Nugraha Laksana yang memberikan materi pelatihan seputar Fikih Hisab Rukyat. Narasumber kedua Dr Eng Rinto Anugraha S Si M Si selaku pakar astronomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang memberikan materi terkait teori dasar Hisab Rukyat.
Menariknya, di dalam pelatihan kali ini peserta diberikan kesempatan melakukan praktik Hisab Rukyat secara langsung menggunakan aplikasi Accurate Time 5.7.
Selain itu, peserta juga diberi tugas menghitung awal bulan Ramadan dan Syawal 1446 H. Mereka terlihat antusias melakukan praktik perhitungan dipandu oleh Tim Hisab Rukyat IKADI DIY.
Meningkatkan kesadaran
"IKADI DIY berharap kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat tentang Hisab Rukyat, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya Hisab Rukyat dalam menentukan waktu-waktu ibadah termasuk di dalamnya penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal yang selama ini sering terjadi perbedaan," ujarnya.
Sambil bercanda Ustad Endri berpesan apabila sudah memiliki kemampuan ilmu Hisab dan Rukyat, ilmu itu bukan digunakan untuk "melawan" Kemenag, apalagi sampai bikin fatwa sebab sudah ada ijma atau keputusan mayoritas ulama, termasuk adanya keputusan bersama para menteri agama dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. (*)