Tema dan Logo Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman Diluncurkan, Ini Makna dan Filosofinya

Tema dan Logo Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman Diluncurkan, Ini Makna dan Filosofinya
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Aji Wulantara, menjelaskan Tema dan Logo Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman, Rabu (10/5/2023). (nila hastuti/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman telah menetapkan tema serta logo Hari Ulang Tahun (HUT) ke-107 Kabupaten Sleman, yang tertuang dalam Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 014 Tahun 2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman tahun 2023.

Tema yang dipilih untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Sleman kali ini Nyawiji lan Murakabi, Sesarengan mBangun Sleman.

Tema tersebut dimaknai sebagai semangat bersatu padu seluruh elemen masyarakat, guna memberikan manfaat yang seluas-luasnya demi Sleman Sembada.

“Tema Hari Jadi ke-107 yaitu Nyawiji lan Murakabi. Nyawiji itu adalah menyatunya berbagai perbedaan, berbagai persepsi, berbagai pandangan, untuk menuju ke satu titik. Murakabi itu artinya beramanfaat bagi semuanya. Jadi dengan momentum hari jadi ini supaya penyelenggara pemerintahan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua,” kata Aji Wulantara, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, selaku Ketua Panitia Pelaksana Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman, Rabu (10/5/2023).

Aji menambahkan sejalan dengan tema tersebut, logo Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman tidak terlepas dari ilustrasi filosofi. Logo dilambangkan dengan angka 107 beserta elemen-elemen lainnya berupa burung Punglor, motif batik, motif tiga gelombang dan elemen warna yang digunakan.

“Simbol di dalam Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman ini juga tidak lepas dari bagaimana memberikan ilustrasi filosofi,” kata Aji.

Pada angka 107 terdapat Burung Punglor yang menyimbolkan satwa identitas Kabupaten Sleman. Kemudian angka nol digambarkan orang berjabat tangan yang menyimbolkan hari jadi ini sebagai momentum mengosongkan keinginan pribadi, untuk bersama-sama membangun Sleman Sembada.

Maka angka satu, nol, dan tujuh, menyimbolkan bahwa ketika mampu bersatu mengosongkan keinginan pribadi, maka akan mencapai tujuan yang telah ditentukan.

“Satu, kosong dan tujuh ini menjadi sebuah simbol filosofi ketika kita bisa mengosongkan hati, dan pikiran kita yang berbeda itu menjadi satu, maka akan mencapai pada tujuan yang luar biasa,” kata Aji.

Selanjutnya, motif batik Sleman pada angka 107 yakni Batik Sinom Parijotho Salak. Motif ini terinspirasi dari kekayaan alam kabupaten ini. Sinom merupakan daun salak yang masih muda. Sedangkan Parijotho merupakan tanaman khas di lereng Gunung Merapi.

Motif tiga gelombang biru, menggambarkan tiga sungai yang melambangkan kemakmuran dalam mempertinggi pangan dan sandang di daerah Kabupaten Sleman, yakni Kali Krasak, Kali Kuning dan Kali Opak.

Muatan warna yang digunakan adalah merah yang bermakna keberanian, hitam bermakna keabadian, biru tua berarti kesetiaan, biru muda berarti cita-cita, kuning berarti keluhuran, kuning emas berarti keemasan/kejayaan, dan hijau bermakna kemakmuran.

Aji menjelaskan, Nyawiji lan Murakabi dijabarkan ke dalam 29 rangkaian, yang telah dilangsungkan sejak Jumat, 31 Maret silam. 

Seluruh kegiatan tersebut menyimbolkan semangat filosofi yang ada. Beberapa kegiatan tersebut ditujukan kepada masyarakat, dan ada pula yang sifatnya sebuah upaya pelestarian nilai dasar tradisional yang ada seperti Malam Tirakatan.

Nyawiji lan Murakabi itu kemudian dijabarkan ke dalam 29 kegiatan yang menjawab simbol filosofi yang ada. Di samping kegiatan-kegiatan yang terkait bagaimana kita (Pemkab Sleman) juga hadir di tengah-tengah masyarakat, misalnya memberikan peran bagi keluarga miskin, khitanan masal dan sebagainya. Ada juga kegiatan yang sifatnya menjadi sebuah melestarikan nilai dasar yang ada. Jadi misalnya nanti kita akan ada Malam Tirakatan,” katanya.

Pemkab Sleman mengajak seluruh masyarakat Sleman untuk bersama-sama memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman, serta berekplorasi mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. 

“Pada hakikatnya Hari Jadi Kabupaten Sleman ini menjadi hari jadi kita semua, termasuk hari jadinya masyarakat Sleman. Tentu, pada hari jadi ini masyarakat Sleman juga boleh melakukan ekspresi-ekspresi dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat,” katanya. (*)