Target Pemdes Pundungan, Tak Ada Lagi Lahan Pertanian Terbengkalai

Akibat tidak digarapnya lahan pertanian menjadi semak belukar.

Target Pemdes Pundungan, Tak Ada Lagi Lahan Pertanian Terbengkalai
Petani anggota Kelompok Tani Budi Santoso Desa Pundungan menanam padi di lahan yang sudah dibuka. Lahan tersebut sempat terbengkalai tidak ditanami. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Lahan pertanian di wilayah Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten dibiarkan terbengkalai oleh pemilik maupun penggarap lahan selama lebih dari satu tahun.

Sikap itu mereka ambil karena pada tahun 2023 terjadi gagal panen selama tiga musim tanam (MT) akibat serangan hama tikus yang merajalela.

Akibat tidak digarapnya lahan tersebut membuat lahan pertanian menjadi semak belukar. Kondisi ini justru mengundang keprihatinan pemerintah desa setempat.

Pada tahun ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Pundungan mempunyai program membuka kembali lahan pertanian yang terbengkalai yang ditindaklanjuti dengan penanaman padi secara bertahap. Tujuannya agar manajemen pertanian bisa diperbaiki dan ditingkatkan.

Bertahap

Kepala Desa Pundungan, Danang Setiyawan SE, mengatakan tahun ini pihaknya bersama dengan petani dan kelompok tani fokus untuk membuka lahan. "Target kami semua dibuka, tapi bertahap. Tahap pertama kemarin sudah dibuka 70 patok dan tahap dua yang sedang berjalan 50 patok," kata Danang Setiyawan, Kamis (6/6/2024).

Di Desa Pundungan, kata dia, lahan terbengkalai ada sekitar 50 hektar akibat tidak digarap pasca-gagal panen. Agar petani dan penggarap lahan tidak dihantui rasa takut bila menanam kembali lahannya yang terbengkalai, Pemdes Pundungan memiliki konsep manajemen pertanian dengan melibatkan peran BUMDes dan penyuluh pertanian.

"Konsepnya di tahun 2025 melibatkan BUMDes. Nantinya BUMDes kita berikan stimulan dana yang akan disalurkan kepada petani. Nanti dari pengelolaan lahan, biaya tanam kita biayai, tentunya perawatan ikut SOP (Standar Operasional Prosedur) kita. Nanti ada semacam kontrak kerja. Petani tidak kita paksa harus menjadi anggota," ujarnya.

Dia berharap dengan konsep tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan menjadikan Desa Pundungan sebagai desa mandiri pangan.

Didampingi penyuluh

Contoh, kata dia, tanggal 1 harus ditanam dan tanggal 10 harus diserok atau dibersihkan. Selanjutnya diberi rabuk atau pupuk. Petani harus mentaati karena konsep ini didampingi oleh penyuluh pertanian dan lembaga di bidang pertanian. Upaya itu sebagai langkah untuk memutus rantai penyebaran hama.

Ketua Kelompok Tani Budi Santoso Pundungan, Tri Wahyono, saat ditemui di sela-sela pembukaan lahan tahap dua, Kamis (6/6/2024), menyatakan pembukaan lahan diawali dengan membersihkan semak belukar di areal persawahan. Setelah bersih lahan itu dibajak selanjutnya ditanami padi.

"Lahan yang sudah dibuka kemarin sekarang ini mulai ditanam. Rencananya pembukaan semua lahan yang terbengkalai dilakukan empat tahap. Lahan terbengkalai karena gagal panen akibat serangan hama tikus selama tiga musim tanam di tahun 2023," kata Tri Wahyono.

Para petani anggota Kelompok Tani Budi Santoso Pundungan tampak semangat membuka kembali lahannya yang terbengkalai. Itu tidak terlepas dari perhatian Pemdes Pundungan terhadap kondisi yang dihadapi petani. (*)