Sumur Wakaf Jadi Solusi Terbatasnya Sumber Air di Gunungkidul dan Bantul
Dompet Dhuafa Yogyakarta bersama mitra Kybar Tani Mandiri membuat sumur wakaf di Jalan Patuk-Dlingo, Pandeyan Piyungan.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kekeringan dan terbatasnya sumber air yang selalu dialami sebagian warga di wilayah Bantul hingga Gunungkidul tidak hanya membuat risau tetapi juga berdampak pada terhambatnya pergerakan ekonomi di wilayah tersebut.
Dompet Dhuafa Yogyakarta bersama mitra Kybar Tani Mandiri memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan kebutuhan air dengan membuat sumur wakaf di Jalan Patuk-Dlingo, Pandeyan Piyungan.
Bagi masyarakat di wilayah Bantul hingga Gunungkidul air bukan hanya untuk pemenuhan pribadi namun mencakup unit usaha peternakan hingga pertanian.
Penanggung jawab program wakaf sumur, Tikno, mengatakan wakaf sumur yang didukung oleh Dompet Dhuafa Yogyakarta atas bantuan HUMIA Trust dan PERMIIP (Perhimpunan Masyarakat Islam Indonesia di Prancis) bermanfaat membantu masyarakat di wilayah Gunungkidul dan Bantul.
Penampungan
“Alhamdulillah, kami mempunyai penampungan yang dapat menampung sebanyak 60 ribu liter air,” ujarnya, Jumat (6/12/2024).
Pihaknya berupaya mendistribusikan air seluas-luasnya di wilayah Gunungkidul dan Bantul, bahkan yang terjauh mendistribusikan hingga wilayah Semin dan sekitarnya dengan truk tangki kapasitas 5.000 Liter. “Hari ini ada permintaan layanan bagi peternak ayam di Gunungkidul,” lanjut Tikno.
Widodo selaku Pengurus Kybar Tani Mandiri berharap wakaf sumur menjadi tonggak perubahan yang signifikan bagi masyarakat Gunungkidul maupun Bantul, mengingat banyak warga yang mengandalkan air bersih dengan berbayar serta menunggu pasokan air yang datang.
“Mereka banyak mengandalkan air bersih bukan semata untuk kebutuhan pribadi namun juga untuk kebutuhan peternakan dan pertanian,” ungkapnya.
Fasilitas masjid
Selain menyuplai ke beberapa wilayah Gunungkidul dan Bantul, keberadaan sumur wakaf juga membantu mengalirkan kebutuhan air untuk kebutuhan fasilitas masjid.
Widi, pengurus masjid, mengatakan dengan tersalurkannya air ke lahan pertanian dia dapat menghemat pengeluaran kebutuhan air untuk menyirami lahan pertanian. Lahan pertanian yang ditanami kangkung, terong, cabai hingga tomat cukup memenuhi kebutuhan para keluarga pengurus masjid.
“Terima kasih para donatur yang sudah mendukung keberadaan wakaf sumur. Keberadaan sumur wakaf ini menjadi harapan bagi masyarakat Gunungkidul dan Bantul,” kata dia.
Juru bicara Dompet Dhuafa Yogyakarta, Raditya Wicaksono, menambahkan melalui program Air untuk Kehidupan diharapkan dapat membantu kesejahteraan masyarakat.
Berdampak langsung
“Mulai dari sumur yang bersumber dari wakaf hingga pipanisasi yang kami salurkan ke berbagai rumah di sekitarnya, akan memberikan dampak langsung bagi penerima manfaat,” ujar Adit, sapaan akrabnya.
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum duafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial.
Menapaki perjalanan lebih dari tiga dekade atau 30 tahun, Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya serta CSR. (*)