Sudah Sembuh, 37 Warga Giripurno Menderita Diare Akut Diduga Konsumsi Air Tercemar

Sudah Sembuh, 37 Warga Giripurno Menderita Diare Akut Diduga Konsumsi Air Tercemar
Petugas Dinas Kesehatan Kebumen mengambil air untuk diperiksa di laboratorium. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Sebanyak 37 warga Desa Giripurno Kecamatan Karanganyar selama dua pekan terakhir ini menderita diare akut. Diduga penyebabnya mengonsumsi air tanah yang tercemar bakteri e-coli dengan gejala diare akut. Ke-37 penderita diare akut itu sebagian besar sudah sembuh.

Untuk memastikan bakteri itu tidak menyebar lagi ke warga, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Selasa (16/5/2023), memimpin rapat di Balai Desa Giripurno dengan dinas teknis.

Arif Sugiyanto prihatin dengan kasus itu. Untuk sementara dia memutuskan menutup sementara sumber mata air yang digunakan oleh 37 warga tersebut.

"Berdasarkan hasil uji laboratorium bakteri e-Coli itu disinyalir dari empat sumber mata air yang berasal dari lahan Perhutani," kata Arif Sugiyanto.

Sumber bakteri itu diduga akibat dari kotoran hewan liar, sebab lahan Perhutani di Giripurno masih banyak binatang liar monyet dan babi hutan. Air dari mata air masih terus dilakukan uji laboratorium kesehatan dan pemberian kaporit.

Selain menggunakan sumber mata air dari lahan Perhutani, warga Giripurno juga menggunakan air yang bersumber dari Pamsimas dengan cara dibor di kedalaman 100 meter.

Berdasarkan hasil laboratorium, air yang bersumber dari Pamsimas dan air sumur warga tidak mengandung bakteri.

"Kita sudah minta agar sumber-sumber air tadi untuk diberikan kaporit terus menerus dan proses penyaringan air yang dilakukan PDAM, agar bakteri-bakteri itu mati, tidak berkembang," kata bupati.

Selama sumber air ditutup sementara, kebutuhan air warga akan disuplai dari air Pamsimas yang sudah dipastikan aman.

Arif meminta warga merebus air hingga mendidih, sebelum digunakan untuk air minum.

Masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang air besar sembarangan, menjauhkan sumber mata air dari kadang ternak.

Kandungan atau kadar e-coli di Giripurno sangat tinggi mencapai 158, padahal ambang batasnya 50. (*)