Spanduk Bertebaran, Warga Tolak Pembangunan Pengolahan Limbah Tinja

Mereka khawatir air rembesan akan masuk sumur.

Spanduk Bertebaran, Warga Tolak Pembangunan Pengolahan Limbah Tinja
Spanduk penolakan IPLT di Ponggok 2 Kalurahan Trimulyo Jetis Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Warga dari sepuluh RT di Pedukuhan Ponggok 2 Kalurahan Trimulyo Jetis dan 1 RT di wilayah Karanganom Kalurahan Wonokromo Pleret menolak rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di wilayah mereka.

Warga dengan membentangkan banyak spanduk penolakan di lokasi serta tanda tangan petisi warga yang berjumlah 1.300 jiwa dan menembuskannya kepada Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih.

Spanduk itu di antaranya berbunyi Taimu gak bahaya ta? Kami warga sekitar menolak IPLT, Tinja bikin  sengsara serta spanduk senada.

"Saya belum bersedia memberikan komentar  apa-apa. Saya ke sini mau melihat lokasinya. Itu saja," kata Bupati Bantul didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Bantul, Aris Suharyanto MM, kepada koranbernas.id saat melakukan peninjauan ke lokasi, Jumat (28/7/2023) sore.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meninjau rencana lokasi IPLT Ponggok 2 Kalurahan Trimulyo Jetis Bantul, Jumat (28/7/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Aris Suharyanto mengatakan lahan yang akan digunakan  seluas 1,3 hektar. Saat ini mereka sedang menyusun DED (Detail Engineering Design). DED adalah dokumen desain teknis bangunan yang terdiri dari gambar teknis, spesifikasi teknis, spesifikasi umum, volume dan biaya pekerjaan.

"DED ini kita buat sebagai syarat untuk mengajukan anggaran pembangunan ke pusat," kata Aris.

Namun hingga kini kapan rencana mulai dibangun belum ada. "Karena memang baru tahap perencanaan," katanya.

Tapi jika dilihat secara kasat mata, lokasi itu jauh dari permukiman, artinya memenuhi syarat dibangun.

"Saat ini untuk IPAL di Sewon sudah penuh, jadi rencana mau dibangun dua titik lagi. Sewon masuk Bantul barat, yang ini Bantul tengah dan akan kita bangun lagi di Bantul timur," tambahnya.

BERITA LAINNYA: Melihat Perajin Kuda Lumping Kebumen, Pesanan Datang dari Batam

Perwakilan pemuda, Hengki Ristanto, mengatakan mereka menolak karena dinilai bisa mengganggu kehidupan warga. Mereka khawatir air rembesan akan masuk sumur, belum lagi munculnya cacing tanah.

"Di sini juga merupakan wilayah sport center (dekat Stadion Sultan Agung, red). Maka kami menolak rencana pembangunan IPLT. Di sini juga dekat permukiman, hanya berjarak sekitar 105 meter, kami khawatir kotoran akan merembes," katanya.

Warga lainnya, Sihono, mengatakan warga kompak melakukan penolakan. "Kami  semua sepakat menolak adanya IPLT, "katanya.

Menurut Sihono terkait IPLT mereka tidak mendapat sosialisasi secara langsung namun hanya perwakilan RT yang datang ke Kalurahan Trimulyo saat sosialisasi berlangsung bulan Juni lalu. (*)