Siswa Sanggar Anak Alam Memberdayakan Ekonomi Kreatif Lewat Pasar Ekspresi

Di sinilah semua orang bisa mengekspresikan perasaannya, melalui seni maupun wirausaha. 

Siswa Sanggar Anak Alam Memberdayakan Ekonomi Kreatif Lewat Pasar Ekspresi
Penampilan Sunday Morning Breakfast, salah satu band sekolah yang turut meramaikan Pasar Ekspresi. (anggarakzza rayyi untuk koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan kembali menggelar Pasar Ekspresi (PE) tahunan yang memadukan kreativitas seni dan kewirausahaan siswa. Event yang melibatkan seluruh elemen sekolah ini menjadi wadah eksplorasi bakat sekaligus pembelajaran entrepreneurship bagi para siswa.

"PE adalah singkatan dari Pasar Expresi, di mana setiap kelas diwajibkan mengirim perwakilan atau tampil sekelas untuk mengekspresikan diri mereka," jelas Nara Galuh Nirwasita, salah seorang panitia penyelenggara saat ditemui di sela perhelatan Pasar Ekspresi, Sabtu (9/11/2024).

Event ini merupakan kolaborasi antara siswa Salam, Forsalam (Forum Orang Tua Salam), dan OAS (Organisasi Anak Salam). Meski digelar setahun sekali tanpa bulan tetap, PE konsisten memberikan platform bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus mengasah jiwa wirausaha mereka.

"Kami menyebutnya Pasar Ekspresi karena di sinilah semua orang bisa mengekspresikan perasaannya, baik melalui seni maupun wirausaha," tambah Nara.

Ragam makanan

Acara tahunan itu diikuti sekitar 20 lapak yang menjajakan beraneka ragam makanan dan karya siswa. Tidak hanya itu, panggung utama juga dimeriahkan beragam penampilan mulai dari band, talk show, nyanyian, tarian, pertunjukan DJ hingga fashion show.

Salah satu yang menarik adalah kisah Partini, penjual yang memfasilitasi putrinya, Badratunggayi Sofi, untuk belajar berwirausaha.

"Ini hasil riset Sofi sendiri. Kami ingin dia merasakan pengalaman berjualan dan memahami konsep laba," kata Tini yang menjual berbagai produk seperti sabun eco enzyme, tempe kriuk, tahu mercon dan jelly.

Semua produk yang dijual Tini dan Sofi merupakan hasil produksi mandiri. Dari hasil penjualan, Sofi berencana menggunakan keuntungannya untuk mengembangkan usaha sabun, sementara pendapatan dari makanan akan digunakan untuk modal berjualan berikutnya.

Dari luar

PE tidak hanya menarik minat internal sekolah, tetapi juga pengunjung dari luar. Wong Panjalu, siswa kelas 6 dan Ili siswa kelas 7 Salam, mengungkapkan ketertarikan mereka pada ragam kuliner yang ditawarkan seperti tahu walik, waffle dan es tape. "Pentasnya sangat mengesankan, tapi makanannya, terutama waffle, juga tidak kalah menarik," ujar Jalu dan Ili kompak.

Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang akademik tetapi juga pengembangan soft skill dan karakter kewirausahaan.

Melalui PE, Salam berhasil menciptakan ekosistem pembelajaran yang integratif, di mana siswa dapat mengembangkan kreativitas sekaligus kemampuan bisnis dalam suasana yang menyenangkan. (*)