Setahun HHPKN, Upaya Menguatkan Indonesia dari Jogja

Setahun HHPKN, Upaya Menguatkan Indonesia dari Jogja

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA  - Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi  titik penting dalam perjalanan bangsa, Indonesia. Peristiwa bersejarah ini memiliki arti yang sangat luas sehingga perlu ditanamkan nilai-nilainya dalam menghadapi berbagai tantangan  yang mengganggu kedaulatan negara. Sehingga peristiwa bersejarah yang episentrumnya di Yogyakarta ini tidak semakin tereduksi.

"Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara sama halnya sebuah perenungan spiritual, dengan memusatkan kekuatan batin, agar dapat menunaikan cita-cita berlandaskan istiqomah- konsisten, konsekuen, dan berkelanjutan dalam nilai-nilai satya wacana, satunya kata dan perbuatan," terang Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY dalam sambutannya yang dibacakan oleh KGPAA Paku Alam X dalam malam tirakatan dalam Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Selas (28/2/2023).

"Dalam budaya Jawa seperti halnya menunaikan patrap, melalui adeping tekad sura-dira jayaningrat lebur dening pangastuti, sebagai laku yang ditempuh menuju pangajab-sih kawilujengan langgeng," lanjutnya.

Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Tahun 2023, sudah selayaknya diresapi sebagai olah batin, selaras dengan sengkalan “Liring Pangastuti Trusing Tyas”—bahwa hati sanubari memang harus dibuka seluas-luasnya, agar menjadi suluh penerang dalam mengabdi dan mencintai tanah air.

Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara hendaknya dimaknai sebagai membuka hati sanubari agar menjadi suluh penerang dalam mengabdi dan mencintai tanah air. Paku Alam mengajak masyarakat mengaktualisasi makna dalam bingkai Hamemayu Hayuning Bawana, dalam makna meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja keras bersama.

"Dengan perenungan ini mari kita maknai malam tirakat agar bangsa ini tetap di jalan lurusnya. Semoga Tuhan berkenan melimpahkan berkat bagi keselamatan seluruh masyarakat, bangsa dan negara," ungkapnya.

Sejarawan UGM Dr Sri Margana M.Hum menyampaikan konsep penegakan kedaulatan negara ini tidak hanya peristiwa 1 Maret 1949, tetapi semua peristiwa yang terjadi sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya hingga pengakuan kedaulatan.

Seperti diketahui, Yogyakarta sebagai Ibukota Negara dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Raja Kraton Yogyakarta memiliki peranan  sangat penting dan besar dalam mendukung penegakan kedaulatan negara pada waktu itu.

"Kita ingin menguatkan Indonesia dari Yogya dengan adanya satu tahun peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara RI ini. Generasi muda akan melihat bagaimana sebenarnya peristiwa Serangan Umum 1 Maret yang selama ini tereduksi. Kita sekaligus ingin menyampaikan pesan perjuangan penegakan kedaulatan negara ini adalah kerja kolektif bersama," tegasnya.

Semua peristiwa yang mengarah pada upaya-upaya menegakan kembali kedaulatan negara itu yang di pandang Sri Margono sebagai peristiwa penegakan kedaulatan secara utuh. Dari rangkaian panjang peristiwa bersejarah tersebut, akhirnya  Serangan Umum 1 Maret 1949 dipilih yang bermakna menegakkan kedaulatan itu untuk menandai Hari Penegakan Kedaulatan Negara RI.

" Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini perlu dimaknai dan mengisinya dengan baik, dengan apa saja menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekarang. Dan jangan lupa Yogyakarta ini menjadi bagian Indonesia, Yogyakarta untuk Indonesia. Jadi Serangan Umum 1 Maret 1949 itu juga untuk Indonesia. Jangan lupa kita terus berjuang,  tidak melihat itu untuk Yogyakarta saja, tetapi melihat Indonesia secara keseluruhan. Kita harus punya perhatian terhadap wilayah-wilayah lain di Tanah Air” papar Sri Margono

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kebudayaan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengaku bersyukur bisa memperingati satu tahun ditetapkannya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara RI melalui Keppres No.2 Tahun 2022 ini. Upaya-upaya penegakan kedaulatan negara  mempunyai nilai-nilai penting yang harus terus dijaga dan menjadi penyadaran bagi masyarakat terutama dalam menghadapi berbagai ancaman yang makin kompleks.

"Momentum ini menjadi penyadaran bersama,  Indonesia masih membutuhkan suatu kekuatan besar kolektif dalam menegakkan kedaulatan negara. Keluarnya Keppres tersebut, menjadi semangat baru kami untuk berkolaborasi dan menyebarkan kepada masyarakat terutama bagi yang belum memahami bagaimana peristiwa bersejarah  ini serta yang terpenting bagaimana mengimplementasi dan mengaktualisasi sebagai tujuan utama," tuturnya.

Dian mengaku tidak mudah mengekplorasi dan mempresentasikannya kepada masyarakat. Namun, Disbud DIY mencoba menggali lebih detil peristiwa sejarah tersebut supaya dapat disosialisasikan kepada masyarakat salah satunya melalui meluncurkan sebuah buku  tepat pada 1 Maret 2023.

Rangkaian kegiatan peringatan hari penegakan kedaulatan negara ini diawali dengan kegiatan tirakatan yang akan diselenggarakan di Plaza Monumen SO 1 Maret, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dengan Pagelaran Wayang Kulit Mahabharata, oleh Ki Getar Pamudji Widodo, yang membawakan lakon Babad Wanamarta.(*)