Serangan Tikus Luar Biasa, Petani Cemas

Serangan Tikus Luar Biasa, Petani Cemas

KORANBERNAS.ID -- Musim tanam di wilayah Desa Mendak Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten telah berlalu. Namun para petani tetap dihantui rasa khawatir akan gagal panen akibat serangan hama tikus.

Sebab beberapa waktu lalu ada beberapa petani yang gagal panen karena tanaman padi mereka yang baru berbuah rusak diserang tikus.

"Kemarin hama cuma tikus. Tapi serangannya luar biasa. Ada yang sampai gagal panen," kata Ismiyati, warga Desa Mendak Kecamatan Delanggu, Sabtu (19/10/2019).

Ditemui di sawah miliknya yang tidak jauh dari Kantor Desa Mendak, dia menceritakan saat ini dirinya menanam padi dilahan miliknya seluas dua ribuan meter atau sekitar satu patok.

Biaya satu patok yang dibutuhkan hingga panen bisa menghabiskan Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta untuk bibit, macul, pupuk dan tenaga.

“Kalau sampai panen bisa menghasilkan Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Untuk panen sudah tidak mengeluarkan biaya lagi karena padinya sudah ditebas di sawah," terangnya.

Berbeda jika tanaman padinya sampai gagal panen. Petani pasti rugi dan masih berpikir untuk menanam kembali.

Senada dikemukakan Joko, petani penggarap lainnya. Menurut dia, sawah yang dia garap milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Namun jika sampai gagal panen akibat padinya diserang hama tikus maka pemilik sawah juga memaklumi untuk tidak meminta hasil panen.

Saat ini para petani di Desa Mendak ada yang hampir panen dan ada juga yang baru selesai tanam.

Untuk menjaga tanaman padi miliknya bisa panen berbagai upaya dilakukan seperti aksi geropyokan tikus dan memasang plastik di sawah untuk menakut-nakuti tikus.

Plastik itu dipasang agar menimbulkan suara jika ditiup angin. Suara plastik itulah yang ditakuti tikus. (sol)