Sepuluh Ribu Lebih Tusuk Sate Klathak Pecahkan Rekor MURI

Sepuluh Ribu Lebih Tusuk Sate Klathak Pecahkan Rekor MURI

KORANBERNAS.ID - Dalam rangkaian Dies Natalis ke-50 dan memperingati hari pahlawan nasional yang jatuh pada minggu 10 November 2019 Fakultas peternakan Universitas Gadjah Mada membagikan 10.011 tusuk sate klathak, Minggu (10/11/2019).

Sate yang dimasak oleh 10 kelompok pedagang sate yang ada di Yogyakarta dibagikan kepada 1696 pengunjung yang hadir sejak pagi di halaman fakultas peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Kegiatan ini sekaligus tercatat dalam Museum rekor Indonesia (MURI) sebagai penyelenggaraan pembagian sate klathak terbanyak dan pertama di Indonesia.

Senior Manager MURI Ariani Siregar memberikan piagam Museum Rekor Indonesia kepada rektor UGM panut Mulyono dan dekan Fakultas peternakan Ali Agus sekaligus mengumumkan bahwa Karsa, Karya dan Prestasi : Sajian Sate Klathak Terbanyak yaitu 10 Ribu 11 Tusuk Sate Klathak yang Dikonsumsi Oleh 1969 orang resmi tercatat di MURI sebagal rekor Dunia.

"Kegiatan ini tercatat dengan nomor 2.986 di Museum Rekor Indonesia dan ini merupakan sekian banyak rekor Universitas Gadjah Mada yang telah dicatat oleh Museum Rekor Indonesia," paparnya.

Dekan fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Ali Agus mengatakan, Pemilihan sate klatak ini karena unik dan sehat, sate klathak mengandung sedikit sekali lemak karena oleh para pedagang sate lemak-lemaknya itu udah diambil. Bisa dikatakan tidak dipakai, karena dipakai untuk dimasukkan ke dalam rusuk dan menjadi hidangan tersendiri.

"Kalau sate-sate yang lain, kandungan lemaknya masih meskipun potongan kecil. Kalau Klathak ini umumnya lemaknya tidak ada, kalaupun ada pasti sedikit sekali kandungan lemaknya. menurut kami ini sehat dan menyehatkan kalau dikonsumsi, karena kita mengurangi lemak yang dikonsumsi," paparnya.

Harapannya lanjut Ali,  festival ini akan menambah semarak orang berkuliner di jogjakarta, menambah predikat Yogyakarta selain sebagai kota budaya, kota pelajar dan kota wisata, tapi sekaligus sebagai kota kuliner.

"Dengan demikian, usaha ekonomi produksi peternakan kambing domba dan akan bergerak dan membantu menyejahterakan masyarakat," imbuhnya.

"Disamping juga dapat untuk meningkatkan status gizi protein hewani, sehingga program-program stunting bagi anak-anak akan bisa teratasi," pungkasnya.(yve)