Sekolah Kesatuan Bangsa Gunakan Tech in Classroom

Sekolah Kesatuan Bangsa Gunakan Tech in Classroom

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pada masa pandemi Covid-19, Sekolah Kesatuan Bangsa sudah siap dalam melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan sistem Tech in Classroom  yang sudah diterapkan sejak tahun 2016. Kegiatan belajar daring tersebut sudah dimulai sejak 17 Maret 2020 lalu.

Meskipun dilaksanakan dari rumah masing-masing, seluruh siswa tetap mengikuti pembelajaran online tatap muka secara live dengan guru melalui media aplikasi atau websites Zoom. Sebelum masa pandemi, siswa sudah terbiasa dengan berbagai macam fitur digital ketika mulai mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Hal itu dapat terwujud atas dukungan fasilitas sekolah seperti smartboard dan Interactive Flat Panel (IFP) serta Chromebook sebagai perangkat digital yang wajib digunakan oleh setiap siswa.
Melalui aplikasi Zoom, guru tidak hanya dapat mentransfer ilmu, tetapi juga dapat berdiskusi dengan pendidik dan rekan sejawat tergabung dalam ruang pertemuan pembelajaran secara live video.
"Dengan aplikasi ini pun, guru-guru SMP SMA Kesatuan Bangsa tidak sekadar memberikan tugas bagi para siswa, tetapi tetap membimbing dan menjadi fasilitator langsung bagi para siswa," papar Kepala Akademik SMP/SMA Kesatuan Bangsa, Eko Andi Hartono, Selasa (31/03/2020).

Menurut Eko, aplikasi Zoom sangat cocok untuk program home learning karena memiliki tools yang lengkap. Salah satunya mute all yang dapat digunakan agar siswa fokus dan ketika guru menerangkan, anak-anak tetap fokus pada guru yang sedang berbicara. Guru sebagai host juga bisa men-setting aplikasi secara bebas.

Kegiatan belajar mengajar secara online ini dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.20 WIB dari Senin sampai Jumat. Selain menggunakan aplikasi Zoom, para guru SMP SMA Kesatuan Bangsa juga tetap mengkombinasikannya dengan Google Classroom, Quizizz, dan Kahoot agar pembelajaran berlangsung lebih interaktif.

Walaupun menggunakan aplikasi Zoom yang memungkinkan siswa dan guru bisa bertatap muka, namun peran orang tua dalam hal ini tetap penting. Sebab orang tualah yang berperan sebagai pengontrol utama kegiatan siswa di rumah.

"Selain itu, pembelajaran daring memerlukan dukungan orang tua supaya siswa memiliki kuota yang cukup untuk mengakses materi pembelajaran," ungkapnya.

Pembelajaran online di SMP SMA Kesatuan Bangsa akan terus berlangsung hingga kondisi di tanah air, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah kembali kondusif. Sehingga para siswa dari berbagai daerah bisa kembali ke sekolah.

"Harapannya, semoga kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online dapat terus berjalan dengan lancar dan siswa tetap bersemangat sekalipun harus #belajardirumahaja," tandasnya.

Salah seorang siswa SMA Kesatuan Bangsa Kelas X, Shafa Annisa mengaku pemakaian Zoom bagus dan lebih efisien untuk belajar daring.

"Hanya saja harus pakai wifi. Seperti kemarin waktu mati lampu, jadi itu sedikit kendalanya,” ujarnya.

Kendala dalam pemakaian aplikasi Zoom ini, lanjutnya hanya pada masalah jaringan internet. Karenanya peran orang tua untuk memfasilitasi anak mereka agar tetap bisa lancar mengikuti pembelajaran melalui Zoom merupakan hal yang utama.

Berkaitan dengan kendala tersebut, sekolah juga memberikan solusi bagi para siswa yang pada saat pembelajaran live menggunakan Zoom tersebut memiliki masalah jaringan sehingga tidak bisa mengikuti secara langsung. Para guru diwajibkan untuk memberikan video pembelajaran yang direkam lewat Zoom dan mengunggahnya dalam Google Drive sehingga bisa diakses oleh siswa yang membutuhkan.

“Zoom itu mudah diakses dimana saja. Misalnya Chromebook saya mati atau sedang di perjalanan darat, saya tetap bisa pakai Zoom di smartphone dan tetap bisa belajar juga," imbuhnya.(yve)