Satu Jam Salah Paham, Film Sarat Makna Toleransi Beragama

Satu Jam Salah Paham, Film Sarat Makna Toleransi Beragama

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Film pendek berjudul Satu Jam Salah Paham diproduksi dan diluncurkan oleh MTsN 9 Bantul. Hingga tiga hari pemutaran di kanal YouTube Kemenag Kabupaten Bantul, Senin (28/6/2021) siang, film berdurasi 5 menit tersebut telah ditonton lebih dari 5.500 kali dan  mendapat beragam  komentar dari hampir 600 netizen.

“Film Satu Jam Salah Paham merupakan film pendek yang sarat makna toleransi beragama dan kita luncurkan resmi pada  Jumat, 25 Juni lalu,” kata Nur Hasanah Rahmawati, Kepala MTsN 9 Bantul sekaligus penanggung jawab produksi film ini, kepada koranbernas.id melalui sambungan telepon, Senin (28/6/2021).

Meski pendek, namun  pihaknya ingin mengajak  masyarakat untuk  memahami arti toleransi beragama yang sesungguhnya.

“Dari film ini saya berharap ada nilai-nilai toleransi yang bisa kita ambil,” ungkap Atik, sapaan akrabnya.

Film pendek ini dibintangi oleh guru dan pegawai MTsN 9 Bantul  dengan proses pra produksi sejak Minggu (20/06/2021) hingga Selasa (22/06/2021). Sedangkan film diproduksi selama satu hari penuh pada Rabu (23/06/2021) dan post produksi pada Kamis (24/06/2021). Bertindak sebagai sutradara adalah Andrian Eka Saputra yang juga guru Bahasa Indonesia di madrasah tersebut.

“Ini adalah  film perdana MTsN 9 Bantul dengan mengambil seting di madrasah dan rumah Kepala MTsN 9 Bantul,” katanya.

Untuk memaksimalkan hasil gambar dalam film tersebut, timnya menyulap Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Kami ingin film ini diambil di madrasah sehingga seting IGD kami buat sendiri dengan menyulap PTSP,” tutur Andrian.

Film Satu Jam Salah Paham bercerita tentang tokoh Laila, seorang mahasiswi muslimah S2 UGM Jurusan Kajian Budaya dan Media dan pemimpin sebuah organisasi lintas iman. Suatu hari, Laila pulang diantar oleh Michael, seorang Katolik di organisasi lintas iman yang dipimpinnya.

Mereka sebenarnya baru saja pulang dari membagikan nasi bungkus ke masyarakat yang membutuhkan. Namun, ayah Laila mengira keduanya berpacaran sehingga ketika melihat Michael mengenakan rosario, dirinya marah besar. Ayah Laila melarang anak perempuannya itu berhubungan dengan Michael yang dianggap sebagai kafir.

Di saat sedang memarahi Laila, ayah Laila menerima telepon dari rumah sakit yang mengabarkan istrinya kecelakaan. Ketika tiba di rumah sakit, kemarahan ayah Laila memuncak karena melihat Michael berada di sana. Ayah Laila mengira bahwa Michael adalah orang yang menabrak ibu Laila dan hendak menghajarnya.

Kemudian, Karsam, seorang kusir delman datang melerai. Karsam menjelaskan bahwa ayah  Laila hanya salah paham dan Michael adalah orang yang menolong ibu Laila.

Mendengar kenyataan tersebut, ayah Laila kemudian meminta maaf kepada Michael. Michael mengatakan, semuanya hanya salah paham. Semua akan baik-baik saja jika setiap agama saling memahami. Setiap orang, meski berbeda-beda, tetap tolong-menolong karena agama adalah inspirasi bagi kedamaian.

Atas peristiwa tersebut, ayah Laila membuka hati terhadap toleransi beragama dan dapat tersenyum manis penuh kedamaian. (*)