Saatnya Menjadi Pahlawan Kebersihan

Saatnya Menjadi Pahlawan Kebersihan

Oleh Yati Dimanto

“Saatnya menjadi Pahlawan Kebersihan!”. Tema yang diusung komunitas kawasan Malioboro dalam peringatan hari Pahlawan 10 November yang baru lalu. Terinspirasi oleh sosok Bu Desy, Bu Sutirah, Bu Tini, Bu Betty, Bu Reni, Bu Hariyatin, Bu Rubiyem, Bu Tari Subardi, dan banyak ibu-ibu perkasa lainnya, yang mencari nafkah sebagai pedagang kaki lima.

Kebetulan pula, seperti gayung bersambut, Wawali Yogyakarta Drs Heroe Poerwadi menitip pesan yang sama pada standing banner di panggung acara kick off Siber.Kom (sistem Kebersihan berbasis Komunitas).

“Semua orang bisa menjadi pahlawan. Tiap tempat dan masa, melahirkan pahlawan yang berbeda. Sekarang saatnya, komunitas dan warga menjadi pahlawan kebersihan bagi Malioboro dan Kota Jogja”"

Saya jadi ingat sebuah perbincangan hangat dengan Pak Hendro Malioboro Mall. Beliau pernah bercerita bahwa salah satu pilar cepatnya bangsa Jepang pulih dari kehancuran akibat perang dunia ke-2, dengan membangun budaya bersih dan rapi.

Bersih dan rapi meningkatkan keselamatan kerja. Bersih dan rapi, meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Bukan hanya itu, kebersihan dan kerapian mendatangkan pula kebahagiaan. Tidak heran, semua agama dan peradaban besar di dunia, menempatkan kebersihan dan kerapian di peringkat utama.

Wajar juga, negara-negara yang memiliki indeks kebahagiaan paling tinggi, ditempati oleh negara yang warganya menjadikan kebersihan dan kerapian sebagai prioritas dalam kehidupan.

Saya tidak lupa nasehat lama : “Bersih itu indah”. Juga pepatah tua : “Bersih pangkal Sehat”. Bahkan Rasulullah menekankan dan menegaskan : “Kebersihan sebagian dari Iman”.

Kami sebagai komunitas sekaligus warga Jogja, punya mimpi mendaki ke arah sana. Ayo kita mulai di sini dan saat ini. Bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.

 

Penulis Ketua Angkringan Malioboro