Riset di Indonesia Sulit Tembus Panggung Global, Terungkap Kendalanya Hal Sepele

Riset di Indonesia Sulit Tembus Panggung Global, Terungkap Kendalanya Hal Sepele
Para panelis “Indonesia Research Summit 2024” memberikan keterangan pers di UGM. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Indonesia-termasuk Jogja, memiliki potensi besar dalam pengembangan riset berkualitas. Sayang, sebagian besar hasil riset di Indonesia, belum banyak yang menembus panggung global.

Hal ini terungkap dalam gelaran “Indonesia Research Summit 2024” di UGM, Senin (26/2/2024). Kegiatan ini diinisiasi oleh Editage-pemimpin global dalam komunikasi ilmiah.

Konferensi yang berbasis pengetahuan untuk mendorong kolaborasi dan inovasi dalam penelitian ini, dihadiri para pemimpin dan peneliti terbaik lebih dari 20 universitas bergengsi serta institusi negara terkemuka di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro.

Prof. Dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D Ketua Program Studi Doktor FKKMK Universitas Gadjah Mada mengatakan, peneliti sangat membutuhkan atmosfer dan support system yang akan memudahkan mereka untuk mendeseminasikan hasil-hasil penelitian ilmiahnya.

“Kita punya falsafah UGM itu mengakar kuat dan menjulang tinggi. Artinya penelitian atau riset UGM diorientasikan untuk memecahkan problem yang dihadapi masyarakat dan bangsa. Pada saat yang sama, juga harus menjulang tinggi, yang harus bisa dideseminasikan hingga ke level global,” katanya.

Meski saat ini fasilitasi di dunia riset Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan 20 tahunan silam, Adi Utarini mengaku masih banyak kendala yang dihadapi periset. Diantara kendala tersebut, adalah soal bahasa dan funding.

Ruchi Chauhan, Global Head of Marketing Editage yang turut hadir dalam acara ini menekankan perlunya mendukung komunitas riset Indonesia. Ia menilai, dengan perkembangan pendidikan yang signifikan di Yogyakarta dan sekitarnya, semakin besar kebutuhan pendampingan bagi universitas untuk mencapai akreditasi yang lebih baik.

Di samping itu, universitas juga perlu didorong untuk lebih banyak mempublikasikan penelitian ilmiah yang berkualitas.

Indonesia Research Summit 2024 di Yogyakarta mencerminkan komitmen kami dalam menumbuhkan budaya keunggulan akademik dan inovasi di Indonesia. Melalui inisiatif seperti ini, Editage berharap mampu memainkan peran penting dalam memajukan lanskap penelitian di negara ini,” kata Ruchi.

Director Marketing (Japan & Korea), Cactus Communications Makoto Yuasa mengatakan, forum semacam ini akan memperkuat keterlibatan dalam ekosistem penelitian Indonesia.

«Ketika Jepang dan Indonesia memperkuat kerja sama penelitian, kami berharap pertukaran pengetahuan mampu mendorong keunggulan akademik. Lewat rangkaian layanan yang komprehensif dan komitmen teguh terhadap kualitas, kami ingin terus memberdayakan para peneliti, mendorong inovasi, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan komunitas ilmiah di Indonesia ke depan,” katanya menimpali.

Dengan komitmen kuat mendukung pemerintah Indonesia meningkatkan ekosistem penelitian akademis, Editage menawarkan layanan komprehensif yang bertujuan memfasilitasi produksi hasil penelitian berkualitas tinggi.

Editage memiliki keunggulan layanan seperti review makalah akademik, penyuntingan bahasa, pengolahan dan pemberian rekomendasi penyempurnaan struktur penulisan akademik, penerjemahan makalah berstandar global, dan pemberian rekomendasi publikasi penelitian akademik di jurnal internasional.

Sejauh ini, Editage kata Makoto, telah berhasil menjalin kemitraan dengan tujuh universitas dan institusi bergengsi, antara lain Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran UGM, dan Jurnal Kedokteran Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat membantu para akademisi di berbagai universitas, untuk mengakses layanannya guna menghasilkan publikasi akademik berstandar global dan mendukung para peneliti dalam menghasilkan penelitian terbaik,” lanjutnya.

Hingga saat ini, berbagai publikasi akademis di Indonesia telah memanfaatkan layanan Editage. Data internal Editage menunjukkan bahwa layanan Editage berpotensi meningkatkan publikasi penelitian akademis di jurnal bergengsi dunia hingga 24%. (*)