Ribuan UMKM di Borobudur Kecipratan Berkah Waisak

Keterlibatan ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta tenaga kerja lokal dalam perhelatan akbar ini membuktikan bahwa pariwisata, dengan pengelolaan yang tepat, mampu menjadi motor penggerak kesejahteraan yang inklusif

Ribuan UMKM di Borobudur Kecipratan Berkah Waisak
Langit Borobudur benderang dengan lampion, pada ranagkaian peringatan Hari waisak 2025. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, MAGELANG--Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur tak hanya mencatatkan lonjakan pengunjung yang signifikan, menembus angka 100 ribu orang, tetapi juga menjadi panggung gemilang bagi kebangkitan ekonomi masyarakat lokal. Keterlibatan ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta tenaga kerja lokal dalam perhelatan akbar ini membuktikan bahwa pariwisata, dengan pengelolaan yang tepat, mampu menjadi motor penggerak kesejahteraan yang inklusif.

Sorotan utama perayaan Waisak tahun ini memang tertuju pada kemegahan visual yang belum pernah terjadi sebelumnya, berupa 450 drone yang menari di langit Borobudur, berpadu dengan keindahan 2.569 lampion yang menerangi malam.

Namun, di balik gemerlap pertunjukan tersebut, terdapat denyut nadi perekonomian lokal yang semakin kencang berkat limpahan berkah Waisak.

InJourney, melalui anak usahanya InJourney Destination Management (IDM), mencatat pertumbuhan kunjungan yang fantastis. Puncak perayaan pada 12 Mei 2025 menarik 45.914 pengunjung, melonjak 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Antusiasme yang luar biasa ini tidak hanya memadati area candi, tetapi juga meluas hingga ke penginapan dan transportasi di sekitarnya.

Kisah sukses Paguyuban Kampung Homestay Borobudur menjadi bukti nyata dampak positif tersebut. Jauh sebelum perayaan dimulai, 152 kamar homestay di bawah naungan paguyuban ini sudah ludes terpesan.

Ketua Paguyuban, Muslih, bahkan harus mengarahkan sekitar 200 calon tamu yang tidak kebagian kamar ke penginapan lain di wilayah Borobudur. Fenomena serupa juga terjadi di Yogyakarta International Airport (YIA), di mana terjadi kenaikan signifikan baik dalam jumlah penerbangan (14,71%) maupun penumpang (32,35%) selama libur panjang Waisak.

Namun, yang lebih membanggakan adalah komitmen InJourney untuk menjadikan perayaan Waisak ini sebagai momentum pemberdayaan ekonomi lokal.

Lebih dari 2.000 UMKM dan hampir 2.000 tenaga kerja lokal dilibatkan secara aktif dalam menyukseskan seluruh rangkaian acara. Dari penyediaan akomodasi, kuliner, suvenir, hingga layanan pendukung lainnya, UMKM lokal menjadi tulang punggung yang merasakan langsung manfaat dari ramainya wisatawan.

Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, menegaskan bahwa pelibatan UMKM dan tenaga kerja lokal adalah bagian integral dari visi InJourney untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan. Langkah ini bukan hanya memberikan dampak ekonomi sesaat, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan merata bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata.

Komitmen InJourney ini sejalan dengan perannya sebagai agent of development. Lebih dari sekadar mengejar keuntungan, InJourney berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dengan memberdayakan masyarakat melalui pariwisata.

Perayaan Waisak di Borobudur menjadi contoh konkret bagaimana event besar dapat menjadi katalisator perputaran roda perekonomian, menciptakan kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dengan sinergi antara pengelolaan destinasi yang profesional dan pelibatan aktif UMKM serta tenaga kerja lokal, pariwisata Candi Borobudur tidak hanya menyuguhkan keindahan spiritual dan budaya, tetapi juga menebarkan berkah ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar. Kisah sukses Waisak 2025 ini menjadi inspirasi bahwa pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai kemakmuran bersama. (*)