Purworejo Darurat Banjir. Warga Mengungsi, Lahan Padi 1.099 Hektar Terendam

Purworejo Darurat Banjir. Warga Mengungsi, Lahan Padi 1.099 Hektar Terendam

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Purworejo sejak Rabu (4/3/2020) malam hingga Kamis (5/3/2020) pagi mengakibatkan sungai Bogowonto, sungai Jali dan sungai Wawar, mengakibatkan banjir di sejumlah tempat. Setidaknya ada 5 kecamatan yang sebagian wilayah permukimannya terdampak banjir, yaitu Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag dan Butuh.

Dari lima kecamatan yang terdampak banjir, hanya Desa Bapangsari dan Dadirejo di Kecamatan Bagelan yang penduduknya mengungsi. Sedangkan yang sebagian lahan pertaniannya terdampak banjir ada di 7 kecamatan yakni Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, Butuh, Pituruh dan Bayan.

Data hingga Kamis (5/3/2020) pukul 11.50, total warga yang mengungsi di Desa Bapangsari sejumlah 152 orang. Sebanyak 84 orang mengungsi di Masjid Bojong dan 68 orang di Dusun Sangkalan. Sedangkan di Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen, terdapat 65 orang warga yang mengungsi di Puskesmas Wojo dan di rumah Kadus Jambu.

Bupati Purworejo, Agus Bastian, mengunjungi pengungsi yang berada  di masjid Bojong, Desa Bapangsari, Kamis (5/3/2020). Bupati sempat menyapa dan berdialog dengan para pengungsi terkait kondisi kesehatan dan kebutuhan logistik yang diperlukan. Bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan seperti beras, makanan siap saji, minyak goreng, kopi, teh dan gula. Bupati juga meninjau pengungsi yang berada di Puskesmas Kuwojo.

Sementara Sekda Purworejo, Said Romadhon, beserta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait turut meninjau  lokasi banjir. Selain memantau lokasi pengungsian, rombongan juga meninjau wilayah-wilayah yang terdampak banjir. Sekda menyatakan, Pemda sudah siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, dan sudah turun ke lapangan sejak semalam.

"Pemda juga akan segera membuat dapur umum di lokasi pengungsian untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak," papar Sekda.

Kepada Dinas Kesehatan, Sekda meminta agar menyiagakan seluruh Puskesmas termasuk kendaraan ambulans. Sedangkan kepada para camat dan kepala desa yang ditemui, diminta menyiapkan posko pengungsian di tempat-tempat yang lebih tinggi.

Sementara perkiraan luas lahan tanaman padi terdampak banjir mencapai 1,099 hektar. Terdiri dari Kecamatan Grabag seluas 452 hektar, Butuh 312 hektar, Pituruh mencapai 156 hektar, Bayan 72 bektar, Bagelen 61,5 hektar, Ngombol 20 hekta, Banyuurip 21 hektar dan Purwodadi 4,5 hektar.

Untuk sawah puso yang terendam lebih dari 3 hari, akan mendapatkan ganti dari AUTP (Asuransi Untuk Tanaman Padi) sebesar Rp 6 juta per hektar. Rata-rata petani sudah ikut AUTP dengan membayar Rp 36 ribu per hektar.

Normalisasi sungai

Sekda juga mengungkapkan, salah satu solusi mengatasi banjir adalah dengan normalisasi 3 sungai, yakni Sungai Bogowonto, Sungai Jali dan Sungai Wawar.

Hal ini didasari kondisi lapangan, dimana sungai tidak bisa menampung air, namun justru meluber ke daratan. Sekda juga langsung melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu (BBWS) agar dapat menormalisasi sungai-sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir karena luapannya.

Informasi terakhir dari Kepala BPBD Purworejo, Sutrisno, banjir menghawatirkan di Desa Kebonsari, Kecamatan Bagelen. Air sudah mendekati batas atas parapet. “Sementara di Dadirejo, Kades sudah menyiapkan tempat pengungsian yang bisa menampung 200 jiwa,” jelas Sutrisno.

Selain banjir, menurut Sutrisno, terjadi tanah longsor di desa Kalijambe, Kecamatan Bener, di akses jalan raya Magelang-Purworejo. Akibatnya akses ke Magelang menjadi terhambat beberapa jam.

Bencana lainnya adalah tanah bergerak di desa Kemiri, Kecamatan Gebang, berdampak sekitar 7 rumah. Sementara jalan ambles sedalam 30 centimeter terjadi di dusun Krajan, Desa Limbangan, Kecamatan Bener, berdampak putusnya jaringan PLN.  Dan, banyak pohon tumbang yang menutup akses warga maupun menimpa rumah-rumah warga.

Sri Wurni, warga Desa Purwosari, Jenar Wetan Kecamatan Purwodadi, mengatakan luapan air Sungai Bogowonto sudah masuk ke pekarangan rumahnya setinggi kurang lebih 50 centimeter. “Banjir pagi ini di wilayah Desa Purwodadi dan Desa Purwosari sampai ke Jenar. Kalau hujan tidak reda, saya khawatir airnya masuk rumah. Memang sudah tiap tahun selalu banjir,” kata Sri Wurni yang rumahnya berjarak 150 meter dari sungai. (eru)