Ribuan Motor Antik Siap Meriahkan Djogjantique Day

Ribuan Motor Antik Siap Meriahkan Djogjantique Day

KORANBERNAS.ID – Ribuan motor antik siap memeriahkan gelaran Djogjantique Day 2019 yang diselenggarakan Motor Antic Club (MAC) Yogyakarta.

Selama dua hari, Jumat dan Sabtu (23-24/8/2019), event tahunan yang ditungu-tunggu itu bakal dihelat di Stadion Mandala Krida.

“Kegiatan ini diharapkan mampu menyedot animo masyarakat.  Untuk bisa masuk dan menikmati keriuhan di dalamnya, pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis,” ungkap Ardy “Sinchan” Tjandranata, ketua panitia acara itu.

Saat silaturahmi media dan komunitas MACY di Sekretariat MAC Jalan Gambiran 30 Yogyakarta, Kamis (15/8/2019), didampingi Aprianto Atmaji SH selaku Ketua Umum MAC Yogyakarta, Ardy menyampaikan acara ini merupakan bagian dari Anniversary ke-32 MAC Yogyakarta.

Peserta selain berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, juga dari luar negeri. “Kita juga mengundang teman-teman dari Sumatra, Kalimantan, Singapura, Thailand, Australia dan negara-negara tetangga lainnya,” kata dia.

Bagi komunitas Motor Antique Club Indonesia Yogyakarta, Djogjanatique Day yang berlangsung setiap bulan Agustus ibaratnya sudah menjadi adat.

Tahun ini, Djogjantique Day 2019 mengusung tema Vintage Paradise. Para tamu undangan, peserta maupun pengunjung akan dimanjakan dan dibawa memasuki suasana tempo dulu.

Mereka bisa dengan leluasa menyaksikan keunikan motor-motor buatan Amerika dan Eropa tahun 1920-an sampai 1960-an.

Tak hanya sekedar berkumpulnya para pecinta motor tua dari seluruh Indonesia, Vintage Paradise juga akan diisi diorama-diorama kekunoan yang memunculkan kesan vintage dan jadul.

“Sejak dari gerbang utama, pengunjung dimanjakan diorama vintage bernuansa otomotif, baik roda dua, roda empat bahkan sampai sepeda gowes,” kata Ardy.

Beberapa komunitas yang mengusung semangat kekunoan juga dilibatkan dalam pembuatan diorama-diorama tersebut.

“Hasil karya mereka yang keren-keren dipastikan menarik perhatian para pengunjung. Belum lagi, selama kegiatan berlangsung akan terus diperdengarkan lagu-lagu tempo dulu,” tambahnya.

Konten gelaran berupa diorama ini bertujuan membangun atmosfer masa silam dengan mengelompokkan kendaraan berdasarkan jenis, tahun serta fungsinya.

Lewat perpaduan tata letak properti serta interior yang ciamik, para pengunjung diharapkan mampu tersedot ke dalam nuansa dan merasakan atmosfer dari masa ke masa.

Selain itu, juga ada Vintage Market dan Festival. Kegiatan bisnis ini juga menonojolkan nuansa kekunoan, antara lain masakan jadul, perabot rumah tangga antik bahkan pakaian atau kain-kain klasik.

Masih ada lagi Vintage Junkyard. Kehadiran Junkyard menjadi semacam surganya para pecinta dan motor tua.

Inilah ajang bagi para kolektor atau penggila otomotif berburu bagian-bagian kendaraan yang sudah sulit ditemukan di pasaran.

Panitia juga menyiapkan hiburan spektakuler dikemas dengan Kolosal Performance dan Live Music Performance. Penampilan grup FSTVLST diharapkan makin menambah semarak acara.

Ardy “Sinchan” Tjandranata dan Aprianto Atmaji SH (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait persiapan Djogjantique Day 2019. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Sedangkan Kolosal Performance diisi atraksi seni dan budaya lokal serepti tari angguk, reog, jatil, tari kolosal, lawak, serta young wiyagaLive Music Performance di akhir kegiatan akan diisi oleh artis-artis nasional.

Aprianto Atmaji menambahkan, melalui kegiatan ini MAC Yogyakarta berharap bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Yogyakarta dan Indonesia.

“Dengan kegiatan positif ini hobi tersalurkan. Lebih humanis dan tidak sangar. MAC merupakan media untuk mengenalkan potensi Yogyakarta dari berbagai sudut pandang mulai dari kesenian hingga pariwisata,” kata Atmaji.

Menariknya, para penggemar motor tua ini tidak hanya berasal dari kalangan tua. Tidak sedikit anak muda kelahiran tahun 1995 ikut bergabung di dalamnya.

Inilah sisi positif dari keberadaan MAC Yogyakarta yang bisa menyatukan anak-anak muda berinteraksi dalam suasana ceria dan penuh canda, tanpa narkoba, tidak membuat kisruh atau berbuat kriminal. Keberadaan mereka tidak menyusahkan orang lain.

Pada gelaran acara serupa tahun lalu, sambung Ardy, jumlah pengunjung mencapai angka 12 ribu. “Tahun ini harapannya  bisa lebih dari 15 ribu. Anak-anak muda mau nonton. Cah motor blas ora ana sing serem. Malah lucu kabeh,” katanya bercanda.

Tak hanya berkuat soal motor-motor antik, komunitas MAC Yogyakarta selama ini juga aktif melaksanakan kegiatan sosial bahkan memiliki divisi sosial tersendiri.

“Ada divisi sosial yang menyalurkan bantuan. Anggota kita patungan. Punya celengan. Kegiatan sosial rutin dilakukan tiga bulan sekali,” tambahnya.

Wujud bakti sosial itu di antaranya membantu pembangunan masjid di Rongkop Gunungkidul maupun memberikan donasi ke panti asuhan. Terakhir, komunitas ini mengadakan bakti sosial pengobatan gratis di Pajangan Bantul bekerja sama dengan RS UII.

Tercatat, MAC Yogyakarta memiliki 480 anggota. Tahun ini ada tambahan anggota baru sejumlah 60 orang dari kalangan anak-anak muda.

Komunitas ini juga memiliki pos anggaran kebencanaan yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk digunakan membantu sesama apabila terjadi bencana alam. (sol)