Rebranding FKY 2023 untuk Meluruskan Makna Kebudayaan

Rebranding FKY 2023 untuk Meluruskan Makna Kebudayaan
Dian Lakshmi Pratiwi dan Butet Kartaredjasa memberikan keterangan kepada wartawan. (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA  -- Sampai saat ini, pemahaman masyarakat terhadap kebudayaan masih relatif sempit. Melalui Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 dan seterusnya, pemahaman akan kebudayaan yang sebenarnya hingga keterkaitannya dengan peradaban akan disosialisasikan kepada masyarakat.

Melalui kegiatan pemaparan menjelang penyelenggaraan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan kebudayaan sangat identik dengan peradaban. Pemahaman akan kebudayaan menjadi hal yang justru paling krusial untuk benar-benar dimengerti.

“Memang kebutuhan kita di Jogja ini bukan hanya kesenian, tapi juga kebudayaan. Dan yang paling krusial justru pemahaman terhadap kebudayaan. Karena semua karya hasil cipta, karsa dan rasa itu, semuanya produk peradaban,” tutur Sri Sultan, Selasa (6/6/2023), di Dalem Ageng, Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Mengenai penyelenggaraan FKY, Sri Sultan mengatakan, bagian terpenting dari penyelenggaraannya adalah kesanggupan menyuguhkan desain kegiatan tentang beragam yang berkaitan dengan kebudayaan. Desain yang dihasilkan pun harus berubah-ubah setiap tahunnya.

“Kalau kita bicara program, mari kita bicara soal sistem manajemen. Bagaimana sistem manajemennya agar bisa menyuguhkan makna perluasan kebudayaan itu sendiri lewat kegiatan ini. Dan sistem manajemennya tentu harus yang lebih professional, penyusunan rencana dan desain harusnya dilakukan jauh sebelum pelaksanaan. Bagaimana kita berbuat sesuatu yang maksimal yang bisa kita lakukan,” kata Sri Sultan.

Ditemui usai pemaparan, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan pertemuan ini diselenggarakan untuk menyampaikan rencana rebranding FKY, sekaligus untuk mendapatkan arahan Gubernur DIY terkait konsep dan rencana rebranding tersebut.

“Kami di Dinas Kebudayaan mencoba memposisikan FKY menjadi satu festival ikonik di DIY, yang tidak hanya dimiliki satu sektor saja, tapi memang dimiliki oleh semua sektor dan masyarakat luas,” jelasnya.

Dian pun mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai penyesuaian terhadap konsep FKY sesuai visi-misi Gubernur DIY, maupun dengan isu-isu yang berkembang di DIY selama ini.

“Tentu, FKY juga harus naik level, harus juga mampu menjawab tantangan-tantangan ke depan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Steering Committee FKY 2023, Butet Kartaredjasa, mengatakan pemikiran dan upaya mengolah rebranding FKY telah dilakukan sejak April 2023.

Momentum rebranding FKY 2023 ini akan membelajarkan kepada publik, agar memaknai kebudayaan tidak hanya sempit, sebatas seni saja, tapi menyangkut lebih banyak hal.

“Kami sudah mendapat banyak arahan dari Bapak Gubernur, terutama mengenai pemaknaan dari kebudayaan. Selama ini secara nasional dalam berbagai kebijakan dan politik anggaran, kebudayaan disederhanakan hanya urusan kesenian saja, ini cara berpikir yang keliru,” ungkapnya.

Seperti yang disampaikan Sri Sultan, Butet pun menyakini kebudayaan adalah urusan peradaban, bukan hanya masalah seni, bukan hanya entertainment saja. Untuk itu, FKY 2023 mengangkat tema Ketahanan Pangan. FKY 2023 akan menyuguhkan beragam kebudayaan yang berkaitan erat dengan pangan.

“Artinya, nanti di FKY 2023, hal-hal yang berkaitan dengan masalah pangan, sumber pangan, isu pertanian, hasil pangan yang diolah menjadi karya kreatif, menjadi kuliner, semua akan ditampilkan. Berbagai seni yang ditampilkan juga akan berkaitan erat dengan pangan,” tandasnya. (*)