Puluhan Warga Semanu Gunungkidul Terpapar Anthrax, Seorang Meninggal

Puluhan Warga Semanu Gunungkidul Terpapar Anthrax, Seorang Meninggal
Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait penyakit Anthrax di wilayahnya, Rabu (5/7/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memastikan hanya satu orang warga Padukuhan Jati Kalurahan Candirejo Kapanewon Semanu yang meninggal dengan status positif Anthrax. Sedangkan dua orang yang meninggal sebelumnya karena diagnosa penyakit  lain.

Penegasan ini diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Heri Sukoco, kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

Berdasarkan uji laboratorium, hanya ada satu orang yang meninggal dengan status positif Anthrax. Ini merupakan hasil laboratorium dan diagnosis yang disampaikan oleh RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

"Hanya satu meninggal karena Anthrax. Sedangkan dua warga lain yang meninggal didiagnosis penyakit lain, namun keduanya memang mengonsumsi daging sapi yang sama,” terang Sidig Heri usai rapat bersama Wakil Bupati dan Balai Besar Veteriner Wates.

Dijelaskan, saat ini ada 87 warga Padukuhan Jati Semanu yang dinyatakan seropositif Anthrax atau pernah terpapar bakteri ini.

Saat ini, wilayah tersebut diisolasi terlebih dahulu agar penanganan yang dilakukan baik dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tuntas terlebih dahulu.

“Kalau yang 87 ini dalam kondisi baik namun tetap dalam pantauan. Bila di faskes ada dari warga Jati yang memeriksakan diri kami harap menanyakan riwayat apa yang mereka konsumsi,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto. Isolasi tetap dilakukan agar penyakit ini tidak menyebar luas.

“Gerak cepat untuk penanganan di lokasi tetap dilakukan. Yang betul-betul karena Anthrax (meninggal) hanya satu orang. terhitung dari November sampai Mei ada enam sapi dan enam kambing yang mati,” ucap Heri.

Disinggung mengenai KLB (Kejadian Luar Biasa), dia mengatakan perlu ada beberapa hal lagi yang dicermati oleh tim. Kendati demikian untuk saat ini isolasi warga dan lokalisasi ternak diterapkan oleh pemerintah.

Lurah Candirejo, Renik David Warisman, mengatakan awal kejadian Anthrax di wilayahnya jauh sebelum Idul Adha. Dia pun mengaku tidak tahu persis kronologi kejadian adanya penularan penyakit tersebut di wilayahnya.

Dia menyatakan benar adanya sapi yang mati mendadak pada akhir tahun lalu sebanyak dua ekor. Sepengetahuannya, ada salah seorang warga yang sakit dengan gejala seperti terkena Anthrax.

Salah seorang warganya itu pun sempat dibawa ke rumah sakit dan diambil sampel darahnya untuk diteliti lebih lanjut.

Menurutnya, kejadian ini menjadi pelajaran bagi warganya agar lebih memperhatikan kondisi daging yang dikonsumsinya.

Karena sudah telanjur, Pemerintah Kalurahan Candirejo saat ini memilih fokus pendampingan warga terkait pencegahan Anthrax agar tidak terulang lagi ke depan.

Dia meminta agar masyarakat tidak resah munculnya penyakit pada ternak di wilayahnya, sebab hal itu tentu dapat mempengaruhi aktivitas jual beli ternak di Kapanewon Semanu. "Fokusnya bagaimana ke depan tidak terulang, karena ini kan sudah telanjur," ujarnya. (*)