PT TWC Ingin Memperkuat Destinasi Candi Prambanan dengan Story Telling

PT TWC Ingin Memperkuat Destinasi Candi Prambanan dengan Story Telling
Guide di destinasi candi prambanan mengikuti sessi pelatihan story telling. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) sebagai Indonesia Heritage Management, berkomitmen penuh dalam pengelolaan destinasi heritage and culture yang berkelanjutan dan berkualitas, untuk menghadirkan destinasi yang inspiratif, atraktif dan edukatif.

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan di destinasi Candi Prambanan, PT TWC bersinergi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Pembimbing Masyarakat Hindu (Pembimas Hindu) DIY, menyelenggarakan kegiatan Prambanan Master Class - Guide Up Skill.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari implementasi Pilar Sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 4 yaitu Pendidikan Yang Berkualitas. PT TWC menyelenggarakan Guide Up Skill atau pelatihan pemandu, dengan kurikulum dan materi yang terukur. Puluhan guide yang terdiri dari keanggotaan lama dan baru (regenerasi), mengikuti pelatihan dengan antusias.

PT TWC menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keilmuan, yaitu bidang Arkeologi Balai Pelestarian Budaya Wilayah X, bidang Keagamaan Hindu Pembimas Hindu DIY, dan bidang gerak tari pelatih Ramayana Ballet.

Adapun materi pelatihan yang diberikan kepada rekan-rekan guide yaitu materi relief Candi Prambanan yang lebih spesifik, makna gerakan tari yang ada di Teater Pentas kawasan Candi Prambanan, serta kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh umat Agama Hindu di lingkungan Candi Prambanan.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guide di lingkungan Candi Prambanan, sebagai bagian dari optimalisasi potensi wisata dan penerapan hospitality value di lingkungan Candi Prambanan. Hal ini juga selaras dengan salah satu pilar pengelolaan destinasi PT TWC, yaitu pilar Edukasi, guna memberikan experience value bagi wisatawan yang berkunjung,” kata AY Suhartanto, Corporate Secretary PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Lebih lanjut AY Suhartanto menambahkan, bahwa besar harapan setelah para guide di Prambanan mengikuti pelatihan ini, mereka akan mendapatkan tambahan ilmu yang lebih dalam, sehingga wawasan dan referensi materi yang dimiliki saat penyampaian narasi story telling kepada wisatawan lebih luas.

Menurut Undang-undang No.10/2009 tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya Tarik wisata dapat berwujud fisik seperti bangunan bersejarah, seni dan budaya. Seni dapat berupa seni tari, seni lisan dalam hal ini dapat dipahami sebagai cerita lisan atau story telling.

Bagi sebuah destinasi pariwisata heritage & culture Candi Prambanan, story telling adalah bagian dari proses pembelajaran. Story telling adalah proses menggabungkan fakta dan cerita untuk disampaikan kepada wisatawan supaya mereka semakin tertarik dengan apa yang dilihat, melalui teknik atau kemampuan bercerita dari seorang guide maka dapat digunakan sebagai promosi daya tarik keunikan tempat wisata.

Melalui story telling sebuah destinasi wisata akan mempunyai pemaknaan pembelajaran bagi wisatawan. Penguatan terhadap destinasi dapat dihubungkan dengan cerita legenda masyarakat setempat yang mengandung nilai nilai kehidupan masyarakat sehingga apa yang didapat wisatawan tidak hanya sebuah tontonan akan tetapi juga tuntunan.

Guide atau pemandu wisata memiliki peranan penting dalam industri pariwisata. Terlebih bagi destinasi heritage & culture Candi Prambanan, yang sarat dengan nilai-nilai sejarah dan edukasi. Guide diharapkan mampu menjadi media penyampaian informasi yang akurat dan memiliki education value kepada para wisatawan yang berkunjung. Besar harapan melalui sinergi kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan, dapat mewujudkan Quality & Sustainable Tourism guna mendukung pengembangan pariwisata Indonesia yang lebih berkarakter di masa mendatang.

“Mari kita bersama-sama mendorong program-program wisata yang edukatif, kreatif dan rekreatif bagi wisatawan. Kolaborasi antara pelaku wisata, pemerintah, swasta, institusi pendidikan dan juga  masyarakat di sekitar destinasi, membantu hadirkan pariwisata yang berkesan bagi wisatawan. Hal ini tentunya baik guna mendorong pariwisata Indonesia lebih berkarakter dan berkembang di masa mendatang,” kata AY Suhartanto.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Prambanan Wagiyo, mengatakan bahwa pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh para pemandu wisata yang ada di Candi Prambanan. Menurutnya, pemandu wisata wajib meningkatkan kapabilitas nya untuk memberikan kenangan yang berkesan bagi wisatawan.

“Pelatihan ini sebagai bentuk penyegaran untuk menambah wawasan kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Jadi untuk mewujudkan satu pelayanan, sesuai dengan Sapta Pesona, terutama poin kenangan. Jadi, kami bertujuan untuk memberikan servis terbaik biar wisatawan itu ada kenangan manis yang suatu saat bisa membawanya kembali lagi ke sini,” jelasnya.

Salah satu peserta pelatihan Prambanan Master Class - Guide Up Skill, Haryo Seno, mengatakan bahwa informasi mendalam dan terbaru diperlukan oleh pramuwisata untuk menjadi materi bercerita kepada wisatawan, terlebih materi yang dihadirkan tidak hanya dari sisi ilmu arkeologi saja, namun juga seni budaya serta nilai religiusnya.

“Kita bekerja sebagai pemandu itu membutuhkan cerita-cerita yang lengkap dan menarik. Melalui pelatihan ini, kami di hadapkan pada ilmu-ilmu baru yang lebih lengkap dan mendalam bagi wisatawan,” pungkasnya. (*)