Warga Giripurno Puluhan Tahun Manfaatkan Air dari Hutan Perhutani, Kasus Diare Pertama Kali Terjadi

Warga Giripurno Puluhan Tahun Manfaatkan Air dari Hutan Perhutani, Kasus Diare Pertama Kali Terjadi
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat di Balai Desa Giripurno, Rabu (17/5/2023). (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Warga Desa Giripurno Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen sudah puluhan tahun memanfaatkan air dari mata air di hutan produksi Perhutani.

"Air dari mata air sudah dimanfaatkan ketika saya masih kecil," kata Parfum (52), Kepala Desa Giripurno, kepada koranbernas.id, Rabu (17/5/2023).

Menurut dia, diare yang menimpa 37 warga pada satu wilayah dengan waktu hampir bersamaan, baru kali ini terjadi.

Disebutkan, setelah ada program air bersih Pamsimas, pemanfaatan air dari mata air telah terkelola lebih mudah. Warga menjadi pelanggan program ini dengan membeli air dari Pamsimas.

"Setiap penggunaan satu meter kubik Rp 4.000," kata Parsum. Pendapatan dari penjualan air Pamsimas di antaranya untuk membayar rekening listrik, tenaga kerja pemeliharaan dan keperluan lain.

Kepala UPT Puskesmas Karanganyar dr H Agus Sapariyanto MSc mengatakan, sebelum terjadi kasus diare petugas kesehatan Puskesmas Karanganyar sudah meminta pengelola program Pamsimas memberi kaporit pada air yang dikonsumsi warga.

"Bidan desa mengetahui ketika kegiatan Posyandu ada lima balita diare di satu lingkungan," kata Agus Sapariyanto.

Kegiatan penelitian epidemologi dilakukan untuk mencari penyebab kejadian itu.

Agus Sapariyanto mengungkapkan, dari 37 kasus diare, ada tujuh orang rawat jalan di Puskesmas Karanganyar, seorang di rumah sakit di Gombong.

Rawat inap dilakukan untuk redehidrasi, membutuhkan waktu rawat inap paling lama tiga hari. “Sudah tidak ditemukan kasus diare setelah kejadian 37 kasus diare,” kata dia.

Puskesmas Karanganyar, Rabu (17/5/2023), melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan sasaran 35 ibu rumah tangga yang ada kasus diare di rumahnya. Penyuluhan untuk mencegah kasus diare di satu lingkaran.

Pada hari yang sama, Dinas Sosial Perlindungan Ibu dan Anak Kebumen memberikan bantuan pangan untuk 35 keluarga terdampak kasus diare.

“Jenis bantuan berupa mi instan diganti biskuit, disesuaikan dengan penyakit penerima bantuan," kata Siti Nuriatun Fauziah, Sekretaris Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak. (*)