Prokes Kendor, Kasus Covid-19 Kembali Melonjak
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Dalam beberapa bulan terakhir ini protokol kesehatan (Prokes) di masyarakat mulai kendor. Akibatnya, kasus Covid-19, termasuk di Gunungkidul, kembali melonjak.
Karena itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, meminta warganya lebih disiplin lagi dalam menerapkan prokes. Hal ini sangat beralasan. Sebab hanya dalam sehari, pada Kamis (3/2/2022) kemarin ada 7 kasus baru konfirmasi positif Covid-19.
"Dengan menjaga prokes, maka penularan bisa ditekan. Makanya, masyarakat jangan abai. Prokes tetap harus dilaksanakan," kata Sunaryanta dalam pertemuannya dengan wartawan, Jumat (4/2/2022).
Sunaryanta meminta agar prokes lebih diperkuat saat beraktivitas di tempat yang rawan kerumunan. Antara lain di tempat wisata hingga pusat-pusat keramaian lainnya.
Terkait upaya mencegah potensi lonjakan kasus, ia memilih untuk mempercepat capaian vaksinasi. Sedangkan dari sisi pengawasan di masyarakat juga dipertimbangkan untuk ditingkatkan.
"Akan diperkuat dalam pengawasan prokes, tapi tentu kita lihat dulu perkembangan Covid-19 ini seperti apa," tambah Sunaryanta.
Sedang Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati, mengakui bahwa hari ini, Jumat (4/2/2022), kembali ada tambahan 2 kasus baru. Sehingga total kasus aktif Covid-19 di Gunungkidul kini mencapai 16 kasus.
Ia mengatakan, warga yang terpapar ini kebanyakan memiliki riwayat sebagai pelaku perjalanan. Mereka kebanyakan tidak memiliki keterkaitan satu sama lain atau merupakan kasus terpisah. "Tidak ada yang klaster karena kebanyakan pelaku perjalanan itu," jelas Dewi.
Pihaknya hingga kini masih menunggu hasil uji lab terkait probable Omicron. Lamanya proses ditengarai karena kuota sampel swab yang diperiksa setiap harinya dibatasi.
Dewi pun meminta masyarakat tidak terlalu resah dengan varian Omicron ini. Ia menilai, apapun variannya, cara pencegahan dan penanganannya tetap sama. "Yang penting prokesnya itu harus tetap dijalankan," ujarnya.
Adapun langkah 3T (Testing, Tracing, Treatment) Covid-19 di Gunungkidul juga menyesuaikan dengan dinamika kasus. Jika ada penambahan, maka ketiga langkah ini akan lebih gencar dilakukan.
Dewi mencontohkan, dalam satu kasus aktif rata-rata didapat 7 sampai 10 kontak erat. Seluruh kontak erat ini juga harus diperiksa untuk memastikan kondisinya.
"Untungnya kebanyakan kontak erat ini hasilnya negatif, jadi tidak terlalu berpengaruh pada penambahan kasus," tambahnya.
Terkait pemeriksaan mandiri, Dewi Irawati mengaku tidak banyak warga Gunungkidul yang melakukan hal tersebut. Hal ini dinilai wajar karena mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk tes Covid-19 secara mandiri.
Menurutnya, pemeriksaan mandiri baru dilakukan saat ada warga yang akan melakukan perjalanan ke luar daerah. Sebab hal itu jadi syarat perjalanan dengan moda transportasi umum.
"Namun juga tidak banyak warga Gunungkidul yang melakukan perjalanan seperti itu," ucapnya. (*)