Pramuka pun Belajar Ecoprint
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) Cabang Bantul menggandeng Omah Fatma menggelar workshop ecoprint untuk anggota Pramuka dewasa dan pembina Pramuka se-Kabupaten Bantul.
Ketua panitia workshop ecoprint, Alek Rahmad Hasyi SIP, Senin (31/2/2022), menjelaskan workshop diikuti 50 peserta. Kegiatan dibagi sesi teori dan sesi praktik.
Sesi teori dilaksanakan malam hari di pangkalan Gugus Depan (Gudep) 18019-18020 Abu Bakar - Fatimah, Sabtu (29/1/2022). Hari berikutnya dilanjutkan praktik di Bumi Perkemahan dan Manasik Haji Dewaruci Sanden Bantul.
"Kegiatan workshop ecoprint menjadi salah satu langkah strategis menjawab tantangan gerakan Pramuka DIY yaitu kurangnya kualitas dan kuantitas anggota dewasa. Keterampilan kemandirian sangat dibutuhkan saat ini,” ujar Alek Rahmad.
Alek yang juga Wakil Ketua Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) Tingkat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menjelaskan peserta yang mengikuti workshop ecoprint membentuk komunitas ecoprint Dewaruci sekaligus merawat laboratorium ecoprint.
"Produk usaha kreatif berbasis cinta lingkungan ini perlu dikembangkan oleh komunitas ecoprint yang dibentuk dalam acara workshop ini,” tambahnya.
Peserta diajarkan cara membuat ecoprint oleh tigfa pembicara yang merupakan pemilik Omah Fatma yaitu Cak Irfan, Ira Fatmawati dan Ertika Fatmawati.
Adapun pembuatan ecoprint diawali dengan merendam kain pada air tawar selama 30 menit. Kain diperas lalu dibentangkan di atas plastik. Kain disemprot air tawar lalu ditata daun di atasnya.
Setelah itu, kain ditutup plastik dan dipres dengan penggiling agar daunnya menempel. Kain digulung lalu dikukus satu setengah jam. Terakhir, proses fixsasi atau mengikat warna kain lalu diangin-anginkan. "Kami memilih kegiatan ini juga karena meningkatnya atensi masyarakat terhadap ecoprint," tambahnya.
Sekretaris Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) Wilayah DIY, Ira Fatmawati, menerangkan laboratorium ecoprint di Bumi Perkemahan dan Manasik Haji Dewaruci menjadi laboraturium ecoprint kedua di Yogyakarta. Laboraturium ecoprint pertama merupakan milik Omah Fatma yang mulai dirintis tahun 2019.
“Bumi Perkemahan dan Manasik Haji Dewaruci memiliki tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk menanam bermacam vegetasi. Hal ini terjadi karena percampuran tanah dan pasir di Dewaruci yang didukung oleh keberadaan sumber air tawar berkualitas," katanya.
Cak Irfan berharap peserta dapat mempraktikan ilmu yang didapat. "Semoga kegiatan ini memberikan bermanfaat dan bisa dikembangkan," katanya.
Dia juga mengapresiasi ako SPN Cabang Bantul yang usai mengikuti workshop ecoprint membentuk komunitas ecoprint Dewaruci sekaligus merawat laboratorium ecoprint yang baru saja dirintis. (*)