Posyandu Remaja Siapkan Generasi Sehat
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Panewu Sedayu Bantul Anton Yulianto meluncurkan Posyandu Remaja “Derajat” atau “Dewantara Remaja Sehat” di Pedukuhan Gunungpolo Kalurahan Argorejo Sedayu, Jumat (25/6/2022) malam.
Posyandu remaja ini berdiri atas kolaborasi Puskesmas Sedayu 2, KKN Kesehatan Profesi Ners Universitas Alma Ata, Karang Taruna Dewantara Gunungpolo, BKKBN dan dukungan dukuh Gunungpolo Tugiran serta warga setempat.
Peluncuran ditandai pemukulan gong dan penyerahan Surat Keputusan (SK) Lurah ArgoreJo Nomor 20/2022 tertanggal 24 Juni tentang Posyandu Remaja yang ditandatangani Lurah Ngadimin SH.
Diadakan pula pemeriksaan kesehatan bagi warga dan tamu yang datang, pelayanan Posyandu Remaja, vaksinasi serta pertunjukan drama remaja Sapa Nyana serta kampanye dan penyuluhan tentang HIV/AIDS.
“Saya menyambut baik peluncuran Posyandu Remaja ini dalam rangka menyiapkan generasi sehat dan pada akhirnya kelak juga mampu menurunkan angka stunting. Dari seorang ibu yang sehat diharapkan akan melahirkan generasi penerus yang sehat juga,” kata Panewu Anton.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Yoyok Prasetyo selaku Promkes Puskesmas Sedayu 2 mengatakan Posyandu Remaja di Gunungpolo adalah yang kedua setelah Pedukuhan Dingkikan Argodadi.
Posyandu ini dibentuk dan dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Posyandu Remaja, menurut Yoyok, sangat strategis keberadannya. Sebab mereka adalah generasi muda yang kelak pada akhirnya akan menikah dan melahirkan anak. Maka pemahaman kesehatan serta skrining kesehatan penting dilakukan.
Ini dimaksudkan agar bisa dilakukan antisipasi ketika ada hal yang kurang baik pada diri remaja itu. Misal anemia, mereka akan diberi kapsul tambah darah serta memastikan mereka memiliki Lingkar Lengan Atas (Lila) minimal 23,5. Sebab jika kurang dari itu akan berdampak pada anaknya, kelak.
“Jadi kalau cowok punya pacar Lilanya kurang dari 23,5 sentimeter, nanti bisa mengedukasi pacarnya. Saat menikah dan hamil Lila sudah naik. Jadi Posyandu Remaja ini juga untuk antisipasi terhadap stunting juga,” katanya.
Posyandu Remaja memiliki lima meja mulai pendaftaran, pengukuran pencatatan pelayanan kesehatan, koseling dan meja Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). “Kita kerja sama dengan kampung KB karena di sana ada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (Piker). Posyandu ini sasarannya remaja, maka kadernya juga remaja yang sudah di-training sebelumnya,” terang Yoyok.
Posyandu mulai terbentuk Maret 2022 dan berkegiatan sebulan sekali. Pembina Karang Taruna Dewantara dan Posyandu Remaja “Derajat” Gunungpolo, Ardi Nugroho, menyambut baik diadakannya Posyandu Remaja. Kesehatan menjadi tanggung jawab bersama.
“Kami dari Karang Taruna menyambut baik dan turut terlibat dalam kegiatan Posyandu Remaja. Kami menilai adanya Posyandu ini mampu meningkatkan derajat kesehatan remaja, menambah wawasan dan ilmu tentang kesehatan serta penyiapan generasi remaja yang sehat pada masa depan ketika sudah berumah tangga,” katanya.
Kegiatan itu juga menjadi wahana positif bagi remaja Gunungpolo sehingga terhindar dari hal yang negatif dalam pergaulan. Mereka yang ikut Posyandu tidak hanya anggota Karang Taruna, namun non-anggota diperbolehkan. Anggota saat ini tercatat 70 orang.
Lurah Ngadimin juga menyambut baik adanya Posyandu remaja di wilayahnya. Posyandu bisa menjadi sarana untuk memantau dan meningkatkan kesehatan remaja.
“Dengan Posyandu kesehatan mereka akan dicek, dipantau sehingga tumbuh menjadi remaja sehat pada masa depan,” katanya. (*)