Petani Milenial DIY Dukung Ridwan Kamil Maju Capres 2024

Petani Milenial DIY Dukung Ridwan Kamil Maju Capres 2024

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Kondisi dunia yang sangat cepat berubah memerlukan pemimpin yang sesuai. Perubahan yang dinamis cepat dan serba tidak terduga memerlukan kerja cerdas dan cepat pula. Alasan ini menjadikan para anak muda yang tergabung dalam petani muda  milenial cerdas Yogyakarta menghimpun dukungan agar Ridwan Kamil maju menjadi presiden Republik Indonesia pada 2024 mendatang.

"Kondisi dunia begitu dinamis, sekarang tiba-tiba ada perang, tiba-tiba ada Covid-19 lalu dengan cepat ada vaksin. Kondisi seperti ini butuh seorang pemimpin yang cepat sekali untuk merubah kebijakan atau menanggapi situasi seperti itu," kata Bagas Barata Putra, Inisiator relawan Ridwan Kamil petani muda milenial Daerah Istimewa Yogyakarta, di sela-sela deklarasi dukungan, Senin (25/4/2022).

"Kalau pemimpin Indonesia segenerasi dengan Kang Emil kan bisa membuat Indonesia lebih maju, karena kondisi politik sudah berbeda dari ilmu politik zaman dulu," lanjutnya.

Bagas melanjutkan, dukungan ini merupakan perwakilan dari petani muda milenial di Daerah Istimewa Yogyakarta yang melihat sosok Ridwan Kamil merupakan seorang pemimpin yang sangat cerdas dan mewakili aspirasi petani muda milenial.

"Selanjutnya petani muda milenial ini merupakan garda terdepan dari kemajuan bangsa Indonesia, karena jika tidak ada petani muda bangsa ini pasti akan tidak bisa berkembang dengan baik," kata dia.

"Bagi kami, sosok RK merupakan seorang pemimpin yang melayani hal kekinian, pokok-pokok pikiran beliau, aspirasi-aspirasi beliau sangat mewakili kami baik dari bidang segi pembangunan pendidikan selanjutnya juga kebudayaan. Yogyakarta sebagai wilayah yang memiliki kebudayaan tinggi merasa terapresiasi dengan kehadiran sosok Ridwan Kamil. Maka selayaknya RK maju mencalonkan diri pada 2024," imbuhnya.

Deklarasi dukungan ini dari beberapa elemen petani muda, Bagas melanjutkan, ada petani salak, petani padi hingga peternak sapi dan peternak domba. Bagas mengakui Yogyakarta memang bukanlah wilayah pertanian. Namun dengan predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan tentu banyak pemuda yang dapat memberikan contoh atau inspirasi saat kembali ke daerah.

Dia melanjutykan, saat kembali ke daerah masing-masing diharapkan petani-petani muda ini bisa mengakomodir petani-petani konvensional di daerah. Maka akan banyak sekali program-program dari dunia pendidikan untuk petani muda milenial cerdas yang ada di seluruh Indonesia.

"Kami ingin Yogyakarta bisa menjadi raw model pertanian yang ada di Indonesia," tutupnya.(*)